"Saya tunjukkan foto anak saya, dan saksi itu yakin apa yang dia lihat dengan foto yang saya tunjukkan itu cocok," kata Connie.
Pencarian selama 12 bulan berdampak pada kondisi kesehatan dan mental para orang tua yang anaknya hilang di Desa Jono Oge.
Seska Sumilat, orang tua dari Gabriella, sempat mengalami koma akibat kadar gula darahnya terlalu tinggi pada awal tahun 2019 ini.
Tahun lalu, saat BBC News Indonesia menemuinya, Seska sempat berkata sembari berlinang air mata: "Saya manusia biasa, bukan malaikat yang kuat, saya cari di mana? Saya tidak tahu."
Ketika BBC News Indonesia menjumpai Micha, Connie, dan orang tua lainnya dalam pertemuan rutin, Seska tidak bisa hadir.
"Saya memilih tidak hadir, untuk menguatkan hati saya," kata Seska melalui telepon.
"Saya meyakinkan diri bahwa Gabriella sudah aman di suatu tempat, jika dia masih hidup dan kembali, saya juga sangat bersyukur," tambahnya.
Baca juga: Ada Kapling Lahan Lokasi Likuefaksi di Palu...
Tahun lalu, ketika BBC News Indonesia bertemu Yunus, dia sedang duduk termenung di lokasi pengungsian, tidak jauh dari Desa Jono Oge. Yunus kala itu dalam keadaan terguncang dan sekujur tubuhnya penuh luka. Istri dan anak buahnya meninggal dunia.
Baca juga: Kisah Pengungsi Palu yang Bangkit Setelah Temukan Peralatan yang Ditelan Bumi
Keadaan mulai berubah setelah setahun berlalu. Saat menjumpai Yunus kembali, dia berada di hunian sementara (huntara) di Dolo, Sigi. Dia duduk di depan rumahnya dan sedang berbincang dengan para tetangga.
Setelah sejenak bercakap-cakap, dia mengajak ke kebunnya, sekitar lima kilometer dari tempat ia bermukim.
"Ke kebun untuk hilangkan ingatan (pahit) dan rasa sedih," kata Yunus.
Baca juga: Masjid Terapung di Palu yang Terdampak Tsunami Dijadikan Objek Wisata
Dia menceritakan bahwa dua bulan setelah bencana, dia sudah mulai membuka kebunnya. Dia merasakan bahwa rerumputan semakin tinggi karena ditinggal terlalu lama.
Maka setelah 'baparang' atau memotong rumput, Yunus menanami lahannya dengan bibit jagung. "Sudah panen sekali, dapat Rp 2 juta," tambahnya.
Yunus menjelaskan bahwa deret pohon jagung di kebunnya siap dipanen satu bulan lagi. Ini adalah panen kedua pada 2019.
Baca juga: Cerita Lisman Setiap Hari Datangi Lokasi Likuefaksi Palu yang Renggut Istri dan 2 Anaknya
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.