Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setahun Gempa Palu: Kami Yakin Anak Kami Pasti Kembali...

Kompas.com - 01/10/2019, 15:25 WIB
Rachmawati

Editor

"Saya tunjukkan foto anak saya, dan saksi itu yakin apa yang dia lihat dengan foto yang saya tunjukkan itu cocok," kata Connie.

Pencarian selama 12 bulan berdampak pada kondisi kesehatan dan mental para orang tua yang anaknya hilang di Desa Jono Oge.

Seska Sumilat, orang tua dari Gabriella, sempat mengalami koma akibat kadar gula darahnya terlalu tinggi pada awal tahun 2019 ini.

Tahun lalu, saat BBC News Indonesia menemuinya, Seska sempat berkata sembari berlinang air mata: "Saya manusia biasa, bukan malaikat yang kuat, saya cari di mana? Saya tidak tahu."

Ketika BBC News Indonesia menjumpai Micha, Connie, dan orang tua lainnya dalam pertemuan rutin, Seska tidak bisa hadir.

"Saya memilih tidak hadir, untuk menguatkan hati saya," kata Seska melalui telepon.

"Saya meyakinkan diri bahwa Gabriella sudah aman di suatu tempat, jika dia masih hidup dan kembali, saya juga sangat bersyukur," tambahnya.

Baca juga: Ada Kapling Lahan Lokasi Likuefaksi di Palu...

 

Yunus melupakan kenangan pahit dengan berkebun

Setahun setelah bencana, kebun jagung milik Yunus sudah panen satu kali. BBC News Indonesia Setahun setelah bencana, kebun jagung milik Yunus sudah panen satu kali.
Likuefaksi yang terjadi di Desa Jono Oge telah mengubah hidup Yunus, penyandang tunanetra yang selamat dalam bencana itu.

Tahun lalu, ketika BBC News Indonesia bertemu Yunus, dia sedang duduk termenung di lokasi pengungsian, tidak jauh dari Desa Jono Oge. Yunus kala itu dalam keadaan terguncang dan sekujur tubuhnya penuh luka. Istri dan anak buahnya meninggal dunia.

Baca juga: Kisah Pengungsi Palu yang Bangkit Setelah Temukan Peralatan yang Ditelan Bumi

Keadaan mulai berubah setelah setahun berlalu. Saat menjumpai Yunus kembali, dia berada di hunian sementara (huntara) di Dolo, Sigi. Dia duduk di depan rumahnya dan sedang berbincang dengan para tetangga.

Setelah sejenak bercakap-cakap, dia mengajak ke kebunnya, sekitar lima kilometer dari tempat ia bermukim.

"Ke kebun untuk hilangkan ingatan (pahit) dan rasa sedih," kata Yunus.

Baca juga: Masjid Terapung di Palu yang Terdampak Tsunami Dijadikan Objek Wisata

Dengan diantar tetangga, Yunus menunjukkan kebunnya kepada kami. BBC News Indonesia Dengan diantar tetangga, Yunus menunjukkan kebunnya kepada kami.

Dia menceritakan bahwa dua bulan setelah bencana, dia sudah mulai membuka kebunnya. Dia merasakan bahwa rerumputan semakin tinggi karena ditinggal terlalu lama.

Maka setelah 'baparang' atau memotong rumput, Yunus menanami lahannya dengan bibit jagung. "Sudah panen sekali, dapat Rp 2 juta," tambahnya.

Yunus menjelaskan bahwa deret pohon jagung di kebunnya siap dipanen satu bulan lagi. Ini adalah panen kedua pada 2019.

Baca juga: Cerita Lisman Setiap Hari Datangi Lokasi Likuefaksi Palu yang Renggut Istri dan 2 Anaknya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com