Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hutan Taman Nasional Sebangau Terbakar, Satwa Endemik Terancam

Kompas.com - 01/10/2019, 10:34 WIB
Kurnia Tarigan,
Khairina

Tim Redaksi


PALANGKARAYA, KOMPAS.com – Hutan Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah terbakar, akibatnya banyak pohon bertumbangan serta mengancam kehidupan satwa endemik yang hidup di dalam hutan. 

Satwa endemik yang hidup di Sebangau di antaranya owa, orangutan, beruk, trenggiling, burung tinggang, dan banyak lagi. Trenggiling bahkan diketahui ikut terbakar dalam kebakaran hutan itu.

Walau kini jumlah titik api di Palangkaraya sudah berkurang, bahkan kini kualitas udara sedikit lebih baik dibanding sebelumnya, namun kebakaran hutan dan lahan di beberapa titik masih saja terus terjadi di beberapa wilayah di Kota Palangkaraya.

Kepala Resor Habaring Hurung Taman Nasional Sebangau Yunus mengatakan, kebakaran terjadi di wilayah Hutan Taman Nasional Sebangau, di area Jalan Cilik Riwut KM 24 Palangkaraya.

Baca juga: Tersangka Perusahaan Kebakaran Hutan dan Lahan Bertambah Jadi 11

Kebakaran yang sudah terjadi sejak akhir bulan Juli yang lalu, hingga kini masih belum bisa diatasi dengan maksimal.

“Kami memadamkan kebakaran di sini sudah sejak akhir Juli yang lalu sampai sekarang”, kata Yunus kepada Kompas.com saat berada di wilayah Taman Hutan Nasional Sebangau, Senin (30/9/2019)

Hingga kini kebakaran terus meluas, bahkan sudah hampir memasuki bagian wilayah tengah hutan.

Berbagai kendala yang dihadapi oleh petugas pemadam menjadi penyebab lambatnya penanganan kebakaran.

“Akses menuju titik api sangat sulit bisa dijangkau, karena banyak pohon tumbang, sumber air juga minim,” tambah Yunus.

Baca juga: Dikritik PM Malaysia soal Penanganan Kebakaran Hutan, Ini Jawaban Wapres JK

Meluasnya kebakaran semakin sulit diatasi, lantaran api yang sudah sempat masuk dan menjalar pada lapisan bawah gambut.

Api itu kapan saja akan mudah muncul ke permukaan, membakar hutan, sehingga kebakaran terus meluas.

Akibat kebakaran hutan di Taman Nasional Sebangau ini, hutan akan semakin gundul, banyak banyak pohon kayu mulai dari ukuran kecil hingga besar bertumbangan. Hingga kini, belum diketahui secara pasti berapa luas wilayah Hutan Taman Nasional Sebangau yang terbakar.

Kebakaran juga berdampak buruk bagi kelangsungan satwa endemik yang hidup di dalam hutan. Petugas sudah sering menemukan beberapa satwa mati.

Dalam mengantisipasi dan terus mengupayakan proses pemadaman, petugas harus menginap di sekitar wilayah hutan Taman Nasional Sebangau, dengan peralatan dan perlengkapan seadanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com