Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Pendatang Diselamatkan Orang Asli Papua Saat Kerusuhan Wamena, Diungsikan ke Gereja

Kompas.com - 01/10/2019, 06:36 WIB
Rachmawati

Editor

"Selama ini kami menggunakan dua pesawat Hercules dan akan ada satu pesawat Hercules tambahan besok (Selasa, 1 Oktober 2019)," ujarnya.

Para pengungsi tersebut, lanjutnya, ditampung di beberapa pos penampungan, semisal di gedung serbaguna Lanud Silas Papapre, Yonif Raider 751, Rindam, Tabita dalam, Al-Aqso Sentani, dan Musholla Attaqwa Sentani.

Menurut Marsma TNI Tri Bowo Budi Santoso, jumlah pengungsi di kawasan Sentani diperkirakan bertambah mengingat masih ada 8.000 hingga 10.000 orang lagi yang menunggu dievakuasi dari Wamena. Sebagian dari tempat lain, seperti Tolikara, baru mendaftar.

Di Wamena, Pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, mencatat terdapat 7.278 warga perantau yang masih berada di penampungan pengungsi.

Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua mengatakan pengungsi tersebar di lebih dari 59 titik.

"Pengungsi terbanyak bertahan di polres, kodim, gereja, mushala dan sudah didistribusikan logistik," ucapnya, seperti dilaporkan wartawan Anyong kepada BBC News Indonesia.

Selain masyarakat pendatang, masyarakat asli Papua juga ikut mengungsi ke kampung-kampung.

"Kamjuga data orang asli Papua yang mengungsi ke kampung-kampung untuk diberikan logistik sebab setelah kejadian, tidak ada tempat usaha yang buka untuk mereka belanja," katanya di posko induk bantuan logistik di gedung Ukumearek Asso Wamena, Senin (30/9/2019).

"Di pengungsian ada yang sakit saya sudah perintahkan tim medis untuk datang ke tempat-tempat pengungsi. Ada bantuan tenaga medis juga dari TNI dan Polri untuk membantu obat maupun tenaga. Bukan hanya itu dokter-dokter, kami juga melakukan trauma healing khususnya kepada anak-anak," katanya.

Untuk meringankan korban kerusuhan di Wamena, Kementerian Sosial (Kemensos) mengirimkan bantuan senilai Rp 3,89 miliar.

"Dalam rangka penanganan penyintas pasca-kerusuhan di Wamena, Kemensos memberikan layanan pemenuhan kebutuhan dasar berupa bantuan logistik bagi kelompok rentan serta pemulihan usaha ekonomi warga," kata Menteri Sosial (Mensos) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Minggu (29/9/2019).

Dapur umum dibuka untuk para warga di posko pengungsian Wamena. Anyong Dapur umum dibuka untuk para warga di posko pengungsian Wamena.

Dalam keterangan tertulisnya, Senin (30/9/2019), Kemensos menjelaskan, bantuan yang diberikan dalam bentuk penguatan dapur umum untuk sekitar 5.000 jiwa, dan 1.500 paket perlengkapan pakaian anak.

Kemudian 1.500 paket perlengkapan pakaian pria, 1.500 paket perlengkapan pakaian wanita, 2.500 matras, 1.500 tenda gulung atau terpal, 2.500 selimut, dan 100 unit bantuan usaha ekonomi produktif.

Sebelumnya, Komandan Distrik Militer 1702 Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto mengatakan ribuan pengungsi korban kerusuhan Wamena membutuhkan bantuan kebutuhan pokok seperti pakaian, makanan, dan barang-barang keperluan anak dan perempuan.

Presiden Joko Widodo mengimbau masyarakat untuk tidak ramai-ramai meninggalkan Wamena, Papua, pasca-kerusuhan yang terjadi di kota itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com