Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Demo Mahasiswa Bandung Rusuh, Lempar Bom Molotov hingga Siswa Les Terjebak

Kompas.com - 01/10/2019, 05:45 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Demo mahasiswa di Bandung, Jawa Barat, berujung rusuh, Senin (30/9/2019). Aparat kepolisian terpaksa membubarkan paksa dengan tembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang tetap bertahan hingga malam hari.

Akibatnya, ratusan mahasiswa mengalami luka dan terpaksa dievakuasi ke Universitas Islam Bandung (Unisba), Jalan Tamansari.

Dari pantauan Kompas.com, Hingga pukul 22.47 WIB, petugas medis telah menangani 393 orang.

Lalu, 38 orang dilarikan ke empat rumah sakit di Bandung yakni Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Rumah Sakit Santo Borromeus, Rumah Sakit Halmahera, dan Rumah Sakit Sariningsih.

Baca fakta lengkap kerusuhan demo mahasiswa di Bandung:

1. Batu, bom molotov hingga petasan

Aksi Unjuk Rasa di Bandung kembali ricuh, Senin (30/9/2019). Tampak seseorang sedang memadamkan api yang dibakar aksi massa.KOMPAS.COM/AGIE PERMADI Aksi Unjuk Rasa di Bandung kembali ricuh, Senin (30/9/2019). Tampak seseorang sedang memadamkan api yang dibakar aksi massa.

Situasi di Jalan Diponegoro maupun di Jalan Trunojoyo Kota Bandung pun terlihat lumpuh.

Hingga pukul 20.35 wib, sebagian massa masih bertahan, polisi masih berupaya memukul mundur aksi massa tersebut.

Salah satu kendaraan di Jalan Trunojoyo pun mengalami pecah kaca akibat bentrokan tersebut.

Andien, seorang pegawai di salah usaha di Jalan Trunojoyo mengatakan bahwa dirinya melihat ada bom molotov yang dilemparkan aksi massa ke arah petugas.

"Ada bom molotov beberapa kali, saya lihat bentrokannya seperti apa dari dalam, karena takut jadi enggak berani keluar," katanya.

Baca juga: Demo di Bandung Bertahan hingga Malam, Massa Lempar Bom Molotov

2. Pagar gedung DPRD Jabar dirobohkan massa

Seorang demonstran diamankan petugas dalam aksi unjuk rasa di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (30/9/2019).KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI Seorang demonstran diamankan petugas dalam aksi unjuk rasa di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (30/9/2019).

Kericuhan terjadi setelah adanya lemparan petasan dan perusakan pagar di Gedung DPRD Jabar.

Awalnya, massa berunjuk rasa dengan berorasi diluar pagar Gedung DPRD. Semakin sore kondisi semakin memanas, lemparan batu pun sesekali dilemparkan massa ke arah barikade aparat kepolisian yang tengah berjaga di halaman Gedung DPRD Jabar.

Sampai akhirnya sekitar pukul 16.43 wib aksi massa mulai berontak dan mencoba menembus pagar, beberapa pagar pun akhirnya rusak.

Aparat kepolisian kemudian menghimbau massa untuk tidak berbuat anarkis. Kemudian kericuhan mulai terjadi saat lemparan petasan masuk ke halaman gedung.

Aparat kemudian menembakan gas air mata dan water cannon untuk membubarkan kerumunan.

"Adik-adik silahkan membubarkan diri, dan jangan kembali. Sekali lagi adik-adik, kami perintahkan untuk kembali ke tempat masing-masing dan jangan melakukan tindakan anarki. Silahkan kembali dengan tertib," kata Petugas kembali memberikan himbauan melalui pengeras suara.

Baca juga: Demo di Gedung DPRD Jabar Ricuh, Massa Lempar Batu hingga Petasan

3. Ratusan mahasiswa terluka

Salah seorang demonstran dibawa petugas medis usai mengalami luka di bagian wajah dalam aksi unjuk rasa di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (30/9/2019).KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI Salah seorang demonstran dibawa petugas medis usai mengalami luka di bagian wajah dalam aksi unjuk rasa di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (30/9/2019).

Berdasar pantauan Kompas.com, mayoritas para korban merupakan mahasiswa. Mereka dievakuasi ke Universitas Islam Bandung (Unisba), Jalan Tamansari.
Dari keterangan petugas medis, saat itu setidaknya telah menangani 393 orang.

Sementara 38 orang dilarikan ke empat rumah sakit di Bandung yakni Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Rumah Sakit Santo Borromeus, Rumah Sakit Halmahera, dan Rumah Sakit Sariningsih.

"Mayoritas sudah pada pulang, hanya beberapa orang yang masih mendapat perawatan di sini (Unisba)," kata salah seorang petugas medis.

Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Unisba Asep Ramdan Hidayat mengatakan, pihaknya membuka tempat evakuasi atas dasar kemanusiaan mengingat banyak mahasiswa yang butuh perawatan medis usai unjuk rasa.

"Sebenarnya kita lebih senang tidak ada kegiatan semacam ini ya kalau bisa nawar, tapi mengharuskan kita menolong orang. Kewajiban kita hanya satu, menolong bukan untuk apa-apa," kata Asep di lokasi.

Baca juga: Demo Ricuh di Bandung, Ratusan Demonstran Dapat Perawatan Medis, Sebagian Dilarikan ke Rumah Sakit

4. Akibat demo, puluhan siswa yang sedang les terjebak

Situasi di Unisba Bandung pascakerusuhan di Bandung, Senin (30/9/2019).KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI Situasi di Unisba Bandung pascakerusuhan di Bandung, Senin (30/9/2019).

Akibat demo mahasiswa, puluhan pelajar yang tengah belajar di salah satu tempat kursus Bahasa Inggris di Jalan Trunojoyo, terjebak.

Salah satunya seorang siswi SMA bernama Lovita Divany (17). Dirinya mengatakan, ketika berangkat ke tempat les, Lovita melihat kondisi di jalan masih dalam keadaan kondusif, belum terjadi kericuhan.

Namun setelah selesai kursus, Lovita tak bisa pulang atau pun keluar dari tempat kursus lantaran kondisi di luar mulai ricuh.

"Sekitar jam 16.30 WIB, pas dari situ ada suara seperti tembakan gitu. Saya sudah berpikir di situ rusuh lagi nih. Pas makin sini ada lari-lari yang kompakan gitu," katanya saat ditemui di Jalan Trunojoyo, Senin (30/9/2019)

Baca juga: Puluhan Siswa Terjebak di Tempat Kursus akibat Demo Ricuh di Bandung

Sumber: KOMPAS.com (Agie Permadi, Dendi Ramdhani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com