Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Suratmo, Penjual Angkringan yang Bayar Sekolah Anaknya dengan Uang Koin

Kompas.com - 29/09/2019, 10:04 WIB
Wijaya Kusuma,
Farid Assifa

Tim Redaksi

Sebab Suratmo menyadari biaya sekolah terhitung tinggi, sementara pendapatanya dari warung angkringan tidak menentu. Bapak tiga orang anak ini mulai menyisihkan penghasilannya.

Awal-awal Suratmo menyimpan uang kertas yang dimasukan di antara koran. Namun di luar dugaan, uang yang ia kumpulkan itu justru dimakan rayap.

"Waktu itu menabung uang kertas. Uang saya taruh di antara koran, tiga bulan tidak dibuka, waktu saya buka itu uang Rp 5.000 tinggal angkanya," katanya.

Dari pengalaman itulah, Suratmo mulai mengumpulkan uang koin. Uang koin yang ia kumpulkan mulai dari Rp 100, Rp 500 hingga Rp 1.000.

Uang koin itu ia kumpulkan di dalam kaleng bekas oli.

"Saya mengumpulkan koin karena mampunya itu. Ya, kalau jualan laris Rp 1.000, kalau lagi sepi Rp 500, yang penting setiap hari," ungkapnya.

Menurut Suratmo, dilihat dari nominalnya, memang itu hanya uang koin Rp 100 atau Rp 500. Tetapi kalau rajin dikumpulkan setiap hari, maka bisa untuk membayar sekolah.

Diceritakannya, saat anak keduanya bersekolah di SMK, ia juga membayar biaya sekolah dengan uang koin yang dikumpulkan. Uang koin itu juga tidak ditukarkan dengan uang kertas.

"Tidak saya tukarkan, ya apa adanya, tapi saya lupa berapa waktu itu. Uang koin ini kan uang resmi, jadi ya diterima," ungkapnya.

Beberapa waktu lalu Suratmo membuka uang koin yang dikumpulkannya untuk membayar uang biaya sekolah anaknya nomor tiga, Tri Ratna Handayani Pamungkas.

Ratna saat ini duduk dibangku sekolah menengah kejuruan (SMK) di Yogyakarta.

Uang koin yang digunakan untuk membayar waktu itu sebanyak Rp 1,2 juta.

"Uang koin itu saya masukan ke plastik, terus saya serahkan ke sekolah. Dulu waktu daftar masuk pertama juga saya bayarnya dengan uang koin," bebernya.

Menurutnya, uang koin untuk membayar sekolah tidak ditukarkan dalam bentuk uang kertas. Ia membawa uang koin tersebut dalam sebuah plastik. Bahkan pernah Suratmo membawa uang koin ke sekolah dengan kardus.

"Tidak saya tukarkan, ya apa adanya, tapi saya lupa berapa jumlahnya waktu itu. Uang koin ini kan uang resmi, jadi ya diterima," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com