Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Diminta Bantu Reaktivasi Jalur Kereta di Madagaskar, Afrika

Kompas.com - 29/09/2019, 09:10 WIB
Reni Susanti,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan Inka melakukan lompatan bisnis ke luar negeri.

Kedua perusahaan BUMN ini tengah melakukan pembicaraan dengan Laos dan Kamboja dalam penyediaan kereta api sekaligus membantu pengoperasiannya.

“Sebentar lagi kami juga kirim tim ke Madagaskar,” ujar Rini di sela-sela rangkaian peringatan HUT ke-74 KAI di Bandung, Minggu (29/9/2019).

Baca juga: Mengintip Fasilitas Kereta Istimewa PT KAI, Mulai dari Ruang Karaoke hingga Mushala

Rini menjelaskan, Madagaskar di Afrika Timur mengharapkan Indonesia membantu reaktivasi jalur kereta di negara tersebut. Sebab Indonesia sudah melakukan reaktivasi lebih dulu.

“Mereka mengharapkan bisa mereaktivasi jalur kereta seperti yang sudah kita lakukan di sini,” ucapnya.

Beberapa reaktivasi di Jawa Barat yang tengah dilakukan adalah Cibatu-Cikajang. Saat ini, proses reaktivasi baru sampai Wanaraja, hingga akhir tahun diperkirakan sampai Garut.

Jalur ini memiliki nilai historis yang tinggi. Sebab dulu, Garut menjadi salah satu titik bidikan wisatawan dunia. Di antaranya Charlie Chaplin yang pernah dua kali ke Garut menggunakan kereta.

Di Jawa Barat, ada empat jalur reaktivasi yang sedang dan akan dilakukan di Jabar. Yakni Cibatu-Cikajang, Rancaekek-Tanjungsari, Banjar-Pangandaran-Cijulang, serta Bandung-Ciwidey.

Data Pemerintah Provinsi Jawa Barat menunjukkan keempat jalur memiliki panjang 178,8 kilometer dengan estimasi biaya Rp 7,273 triliun dan ditargetkan rampung seluruhnya di 2022.

Reaktivasi Cibatu-Garut yang pendanaannya masuk ke Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) investasi pengembangan PT KAI tahun 2019 ini ditargetkan selesai akhir 2019.

Baca juga: Kapan Reaktivasi Jalur Kereta Api Banjar-Pangandaran Dimulai?

Tahap II-nya, Garut-Cikajang sepanjang 28,2 kilometer akan mulai dibangun sekitar 2020-2021. Total investasinya sekitar Rp 600-an miliar.

Untuk Rancaekek-Tanjungsari sepanjang 11,5 kilometer, targetnya 2020-2021, dengan estimasi biaya Rp 1,11 triliun.

Rute Banjar-Pangandaran-Cijulang sepanjang 82 kilometer, proses reaktivasi berlangsung pada 2020-2022, dengan estimasi investasi Rp 2,39 triliun.

Terakhir, reaktivasi rute Bandung-Ciwidey sepanjang 37,8 kilometer berlangsung pada 2020-2022, dengan jumlah investasi Rp 2,712 triliun.

Setelah studi kelayakan selesai di 2017, saat ini progres mapping lahan menjejak 50 persen. Untuk rute ini, serta Transit Oriented Development (TOD) Stasiun Bandung, pendanaan bisa melalui tawaran pinjaman dalam rupiah dari British Konsorsium atau proses usulan PMN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com