Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Dokter Soeko Pilih Mengabdi di Papua | Suami Cabuli Ponakan Saat Istri Tidur

Kompas.com - 29/09/2019, 06:48 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Berita wafatnya dokter Soeko Marsetiyo (53), yang menjadi korban jiwa saat terjadi kerusuhan di Wamena, Senin (23/9/2019) lalu masih menjadi perhatian pembaca Kompas.com.

Dokter Soeko telah mengadikan dirinya untuk Papua selama 15 tahun, meskipun sudah dibujuk keluarganya untuk pindah tugas, namun anak nomor lima dari delapan bersaudara ini tetap bertekad bulat di Papua.

Sementara itu, berita kasus kematian NP, bocah perempuan berusia lima tahun yang tewas dibunuh dan diperkosa dua kakak angkatnya juga masih jadi perbincangan pembaca di Kompas.com.

Kedua orangtua NP, Hadi (53), dan Sri Yuliganti (38), mengaku kesal kepada ibu angkat dan kedua anaknya yang dengan tega melakukan perbuatan keji terhadap anak kandungnya.

Yuli mengaku kalau ia berpisah dengan anaknya saat NP berusia tiga tahun, Yuli pun sempat mencari keberadaan NP namun tak ketemu, dan terakhir bertemu anaknya sudah meninggal.

Bahkan, Yuli pun tak mengetahui kalau anaknya diserahkan Ma Kokom kepada tersangka SR.

Berikut ini 5 berita Populer Nusantara selengkapnya:

1. Dokter Soeko pilih mengabdi di Papua

Ilustrasi dokteripopba Ilustrasi dokter

Adik dokter Soeko Marsetiyo, Endah Arieswati menceritakan, begitu lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, kakaknya (Soeko Marsetiyo) memilih ditempatkan di Papua.

"Biasa kan ada masa bakti PTT (Pegawai Tidak Tetap), dia (dokter Soeko Marsetiyo) memilih dapat di Papua," ujar Endah Arieswati saat ditemui usai pemakaman, Jumat.

Setelah selesai masa baktinya, sambung Endah, kakaknya tidak lantas memilih tugas di kota, justru memilih untuk mengabdikan dirinya di Papua.

"Setelah selesai masa bakti, kalau teman-teman yang lain itu kan biasanya terus mencari ke kota. Tetapi, dia keukeuh meminta untuk tetap di Papua lokasinya," tegasnya.

Endah mengatakan, kakaknya sudah bertugas di Papua selama 15 tahun.

Selama bertugas di Papua, lanjutnya, lokasi tugas kakaknya berpindah-pindah tempat dan yang terakhir bertugas di Tolikara.

"Pokoknya di Papua itu sudah 15 tahun. Kira-kira sejak 2003 atau 2004," tambahnya.

Baca juga: Cerita di Balik Dokter Soeko Marsetiyo yang Pilih Mengabdi di Papua hingga Sempat Kirim SMS ke Keluarga

2. Yuli berpisah dengan NP saat berusia tiga tahun

Proses evakuasi penemuan jasad anak di sungai Cimandiri, Nyalindung,Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (22/9/2019).DOK : POLSEK NYALINDUNG Proses evakuasi penemuan jasad anak di sungai Cimandiri, Nyalindung,Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (22/9/2019).

Yuli mengatakan, sebelum NP dijadikan anak angkat oleh tersangka SR alias Yuyu (39), NP terlebih dahulu dirawat oleh tetangganya, Ma Kokom saat di Kampung Joglo.

Saat itu, Yuli mengatakan, Ma Kokom ingin merawat anaknya dan ingin membesarkan serta nanti akan menyekolahkan NP.

"Ma Kokom ingin merawat anak saya, karena lucu. Ya saya bilang silakan saja, tapi jangan dikemana-manain. Kalau sudah enggak sanggup merawatnya kasihkan lagi ke saya," kenangnya waktu itu.

Sambungnya, Yuli mengaku tak mengetahui anaknya yang saat itu berusia sekitar 3 tahun diserahkan Ma Kokom ke SR.

Yuli sempat menanyakan ke Ma Kokom hingga akhirnya diberi tahu diambil Yuyu. Alasannya, kondisi Ma Kokom sudah tua dan sering sakit-sakitan.

Ia pun sempat berusaha mencari tahu keberadaan anaknya itu. Namun gagal karena SR alias Yuyu dan suaminya sering berpindah rumah.

"Sejak usia tiga tahun saya tidak ketemu anak saya lagi, dan terakhir ketemu di rumah sakit anak saya sudah meninggal," katanya.

Baca juga: Kisah di Balik Bocah 5 Tahun yang Diperkosa Kakak dan Dibunuh Ibu Angkat, Berpisah Sejak Usia 3 Tahun

3. Terlibat cinta segitiga, Ratmiati ditemukan tewas di depan kamar mandi

Ratmiati (36), seorang ibu rumah tangga dengan dua anak, warga Dukuh Guyung, Desa Klagen, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, ditemukan tewas tersungkur di depan kamar mandi rumahnya, Rabu (25/9/2019) sekitar pukul 23.30 WIB.

Kasatreskrim Polres Blora AKP Heri Dwi Utomo mengatakan, setelah mendapat laporan dari keluarga korban, pihaknya langsung melakukan penyelidikan hingga berhasil menangkap JY (50), pembunuh Ratmiati.

Tertangkapnya pelaku, kata Heri, merupakan hasil pengembangan penyelidikan tim Satreskrim Polres Blora.

Selain diperkuat melalui penemuan bekas sidik jari pelaku di baju korban, sejumlah saksi yang diperiksa menyebut pelaku dan korban sering bertemu.

"Kami temukan bekas sidik jari pelaku di baju korban. Apalagi, warga mengaku sering melihat pelaku dan korban bertemu. Analisis kami mengarah ke pelaku dan ternyata benar," kata Heri.

Heri mengatakan, motif JY tega mengakhiri hidup Ratmiati karena cinta segitiga.

"Motifnya karena cinta segitiga. Jadi kami sinkronkan keterangan sejumlah saksi yang menyebut pelaku dan korban sering bertemu. Setelah kami interogasi, pelaku mengakui punya hubungan spesial dengan korban. Mengenai lain-lain, nanti ya," ujarnya.

Baca juga: Fakta Kasus Ratmiati Ditemukan Tewas di Kamar Mandi, Cinta Segitiga hingga Pelaku Ditangkap

4. Cabuli keponakan saat istri tidur

Ilustrasi pencabulan.Kompas.com/ Ericssen Ilustrasi pencabulan.

EA (35) warga Kecamatan Langkahan, Kabupaten Aceh Utara, ditangkap tim Polres Aceh Utara, karena telah mencabuli keponakannya sendiri beberapa waktu lalu.

Aksi bejat pelaku dilakukannya saat istri dan anak-anaknya tertidur, korban tak bisa melawan karena diancam disiksa apabila tidak menuruti keinginannya.

Kasat Reskrim Polres Aceh Utara, AKP Adhitya Pratama, mengatakan, saat diamankan pelaku mengakui perbuatannya.

“Saat diinterogasi, pelaku mengakui perbuatannya. Dia mengaku mencabuli ponakannya dua kali,” katanya, saat dihubungi Sabtu (28/9/2019).

Sedangkan, korban menyebutkan tindakan amoral itu dilakukan sebanyak enam kali di rumah pelaku. Seluruhnya dilakukan awal bulan September 2019.

“Kejadian itu saat korban menginap di rumah pelaku. Mereka ini bukan hanya saudara, tapi juga bertetangga,” katanya.

Baca juga: Istri Tidur, Suami Cabuli Ponakan di Aceh

5. Curi uang Rp 300 juta, remaja 17 tahun ditangkap polisi

Ilustrasi pencurianKompas.com/ The Digital Way Ilustrasi pencurian

Seorang remaja berinisial RPG (17) asal Dusun Penambung, Desa Sengkol, Lombok Tengah, diamankan Satreskrim Polres Lombok Tengah, saat sedang makan bakso di dalam sebuah rumah di Kampung Jawa, Praya, Kamis (26/9/2019).

RPG diamankan petugas karena melakukan aksi pencurian uang sebesar Rp 300 juta milik Dedi Iskandar (34) yang tinggal di kawasan sama.

"Ya kemarin Kamis itu kami menangkap seorang anak atas nama RPG karena telah mencuri uang senilai Rp 324.734.000 milik korban bernama Dedi Iskandar," ungkap Kasatreskrim Polres Lombok Tengah AKP Rafles P Girsang, Sabtu (28/9/2019).

"Anggota kami melakukan pencarian, setelah menanyakan kepada masyarakat yang ada di sebuah bengkel. Diketahui pelaku sedang makan bakso di dalam rumah, yang berlokasi di Kampung Jawa, Praya, kemudian tim segera bergerak cepat dan menanggkap pelaku," sambungnya.

Baca juga: Curi Uang Rp 300 Juta, Remaja 17 Tahun Diciduk Saat Sedang Makan Bakso

Sumber: KOMPAS.com (Candra Setia Budi, Idham Khalid, Masriadi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com