Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dandim Jayawijaya: Masyarakat Wamena Mulai Beraktivitas, tapi Mereka Masih Trauma

Kompas.com - 28/09/2019, 22:38 WIB
Dhias Suwandi,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Proses pembersihan puing-puing bangunan yang hangus terbakar saat kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, selesai dilakukan.

Komandan Kodim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Candra Dianto mengkonfirmasi jumlah total korban tewas akibat ketusuhan tersebut sebanyak 33 orang.

Namun tidak semua korban tewas karena aksi kekerasan.

"Korban kekerasan 31 orang tewas, tapi yang dua lagi korban karena medis. Jadi ada satu orang saat kejadian dia jantungan dan meninggal, sementara yang satu karena keracunan asap genset," tuturnya saat dihubungi Kompas.com melalui telepon, Sabtu (28/9/2019).

"Saat kejadian dia lagi di dalam ruang genset, kemudian bersembunyi di dalam ruang itu sampai keracunan dan meninggal," sambungnya;

Baca juga: Harta Bendanya Hangus Terbakar, Pengungsi Wamena Sangat Butuh Bantuan Pakaian

Menurut dia, kini masyarakat di Wamena mulai kembali menjalankan aktifitasnya, namun mereka masih trauma atas kejadian tersebut.

Selain itu, pemerintah sudah mulai menurunkan tim untuk mendata jumlah kerugian yang disebabkan kerusuhan pada 23 September 2019.

"Sudah 100 persen yang disisir, hari ini ada kegiatan pendataan dari PU terkait berapa jumlah rumah yang rusak," kata Candra.

Diberitakan sebelumnya, dampak kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, masih terus berkembang.

Baca juga: Layanan Internet Wamena Kembali Dibuka

Selain dari sisi korban jiwa, kerugian secara materil juga masih bertambah.

"224 mobil roda 6 dan 4 hangus, 150 motor, 465 ruko hangus, dan 165 rumah dibakar," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal .

Sementara korban luka-luka mencapai 76 orang.

Aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019), berujung rusuh.

Baca juga: Kominfo Buka Blokir Internet di Wamena

Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.

Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena.

Sementara Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja memastikan bahwa alasan massa melakukan aksi anarkistis di Wamena adalah karena mereka termakan kabar tidak benar atau hoaks.

Rudolf mengklaim kepolisian sudah mengkonfirmasi isu tersebut dan memastikannya tidak benar.

Kompas TV Hingga malam ini (28/9) para pengungsi dari Wamena masih bertahan menanti untuk bisa segera keluar dari Jayapura.<br /> Sebagian besar pengungsi yang tak memiliki kerabat di Jayapura, memilih untuk bertahan di Lanud Silas Papare, Jayapura.<br /> Menurut rencana mereka akan menumpang pesawat hercules milik TNI AU atau menggunakan Kapal Pelni untuk kembali ke kampung halaman mereka di Pulau Jawa dan Sumatera.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com