Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah di Balik Bocah 5 Tahun yang Diperkosa Kakak dan Dibunuh Ibu Angkat, Berpisah Sejak Usia 3 Tahun

Kompas.com - 28/09/2019, 17:39 WIB
Candra Setia Budi

Editor

"Sejak usia tiga tahun saya tidak ketemu anak saya lagi, dan terakhir ketemu di rumah sakit anak saya sudah meninggal," katanya.

Baca juga: Ayah Kandung dari Bocah 5 Tahun yang Dibunuh Ibu dan Diperkosa Kakak Angkat Berharap Pelaku Dihukum Mati

3. Curiga dengan kematian anak

Yuli mengetahui anaknya menjadi korban pemerkosaan dan pembunuhan dari mantan suaminya Hadi (53) dan dari pihak kepolisian pada Senin (23/9/2019) lalu.

Sebelumnya, Yuli juga sudah mencurigai bahwa anaknya meninggal dunia akibat tindakan kekerasan.

Sebab, ia sempat melihat kondisi jasad anaknya dalam kondisi yang tidak wajar saat di Instalasi Jenazah RSUD R Syamsudin, Minggu (22/9/2019) malam.

"Masak sih hanyut di sungai? Saya melihat dengan mata saya sendiri, anak saya pada lehernya memar, mulut berbusa, dan betisnya ada luka. Saya sudah curiga," tutur dia.

Baca juga: Kesaksian Ibu Kandung NP, Bocah 5 Tahun yang Dibunuh Ibu dan Kakak Angkat

4. NP sering mendapat penyiksaan dari ibu angkatnya

Ilustrasi kekerasanShutterstock Ilustrasi kekerasan

Yuli mengatakan, ia mendapat kabar dari para tetangga kalau anaknya NP selalu mendapatkan penyiksaan dari tersangka SR.

"Kata para tetangga, anak saya ini sering disiksa ibu angkatnya," ujarnya.

Baca juga: Cerita di Balik Bocah 5 Tahun yang Diperkosa Kakak dan Dibunuh Ibu Angkat

5. Minta dihukum seberat-beratnya

IlustrasiKOMPAS/TOTO S Ilustrasi

Yuli mengaku geram dengan perbuatan keji yang dilakukan SR dan kedua anaknya RG dan R terhadap anak kandungnya.

Bahkan, Yuli meminta agar para tersangka yang merupakan ibu dan kakak angkat NP dihukum seberat-beratnya.

"Mau digantung silakan, mau dihukum mati silakan," ujarnya.

Baca juga: 4 Fakta Baru Bocah 5 Tahun Diperkosa Kakak dan Dibunuh Ibu Angkat, Kesedihan Ayah hingga Minta Dihukum Mati

Sumber: KOMPAS.com (Budiyanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com