Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Miris, Pengungsi Korban Gempa di Seram Barat, Tak Ada MCK dan Tenaga Medis

Kompas.com - 28/09/2019, 12:38 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Ribuan warga sejumlah desa pesisir di Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), Maluku, hingga Sabtu (28/9/2019) masih terus bertahan di perbukitan desa mereka pascgempa bermagnitudo, 6,8 mengguncang wilayah tersebut dua hari yang lalu.

Warga masih terus bertahan di hutan dan perbukitan lantaran hingga kini gempa susulan masih terus dirasakan getarannya di wilayah tersebut.

Selain karena ada gempa susulan, warga juga memilih mengungsi karena rumah-rumah mereka mengalami kerusakan.

“Gempa susulan masih terus terjadi, kami tidak berani pulang ke rumah,” kata Hafid Patty, salah satu warga Desa Latu kepada Kompas.com, saat dihubungi, Sabtu siang.

Baca juga: Maluku di Guncang 475 Kali Gempa Bumi Susulan, Ini Penjelasan BMKG

Dia menuturkan, selama tiga hari mengungsi di hutan, hingga saat ini belum ada bantuan apapun yang disalurkan pemerintah daerah melalui BPBD setempat.

Menurut Hafid, banyak pengungsi yang kini mulai terserang penyakit namun, sayangnya belum ada bantuan obat-obatan dan tenaga medis untuk penanganan pengungsi di wilayah tersebut.

Banyak pengungsi yang sakit umumnya karena kekurangan darah, sakit kepala dan demam.

“Di sini kami juga kekurangan air bersih, kami juga butuh tenda, tenaga medis dan bantuan sembako, tolong sampaikan ke pemerintah, Pak, tentang kondisi kami di sini,” ujar dia.

Keluhan yang sama juga disampaikan pengungsi di Desa Hualoy, Kecamatan Amalatu, yang hingga kini masih memilih mengungsi di hutan.

”Sampai saat ini, belum ada bantuan apapun dari pemda kepada kami di sini, tolong disampaikan biar mereka (pemerintah) tahu kalau kami di sini juga sangat membutuhkan bantuan,” kata Mance Tubaka, saat dihubungi secara terpisah.

Camat Amalatu, Adaweya Wakano membenarkan hingga Sabtu siang ini masih ada ribuan warga yang mengungsi di hutan-hutan desa mereka.

“Sekitar 10.000 warga di Kecamatan Amalatu yang mengungsi di hutan yang terbanyak itu di Desa Latu, sampai siang ini mereka masih di hutan,” kata dia.

Wakano mengakui, ribuan pengungsi di wilayah itu belum mendapat bantuan apapun dari pemerintah daerah dan saat ini kondisi mereka sangat memprihatinkan.

”Ini saya lagi di posko crisis center bencana, lagi koorinasi untuk meminta bantuan,” kata dia.

Anggota DPRD SBB dapil Amalatu, Rusli Sosal mengaku, saat ini dia terus berkoordinasi dengan BPBD agar penyaluran tangap bencana segera disalurkan untuk ribuan warga di kecamatan tersebut.

Baca juga: Dua Pengungsi Korban Gempa Ambon Tewas, Satu di Tenda Darurat

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com