KOMPAS.com - Tim Densus 88 menangkap satu orang terduga teroris, penggerebekan terjadi di Perum Argo Tunggal Ledok Argomulyo, Salatiga, Jawa Tengah, pada Jumat (27/7/2019) sekitar pukul 18.00 WIB
Saat akan ditangkap, terduga teroris berinisial W mengeluarkan parang untuk melawan petugas, hingga akhirnya ditembak petugas.
Sementara itu, Wali Kota Salatiga Yuliyanto mengungkapkan, adanya teroris yang tinggal di Salatiga akan menjadi evaluasi terhadap pola pengamanan lingkungan.
Berikut ini fakta penggerebekan teroris di Salatiga selengkapnya:
Terduga teroris yang ditangkap di Salatiga, sudah menginap selama dua hari di rumah saudaranya yang ada di Perum Argo Tunggal Ledok.
Selama ini, terduga teroris berinisial W itu diketahui tinggal di Cirebon.
Menurut keterangan pemilik rumah, Hajid Setyawan, W adalah keponakan dari istrinya.
"Dia dulu juga tinggal di Salatiga, tapi setelah cerai pergi kerja ke Cirebon dan mendapat istri di sana," ujar Hajid, Jumat (27/9/2019).
Baca juga: Penggerebekan Teroris di Salatiga, Ada Tembakan
Saat penggerebekan, Hajid sedang berada di luar rumah. Hajid dikabari istrinya ada pengejaran penjahat.
"Saya malah ikut melakukan pengejaran dan sempat mengepung di belakang rumah. Dia dari kamar atas, dia lari ke genteng tetangga. Lalu turun melalui tangga yang sudah dipersiapkan oleh W sendiri. Karena selama ini di belakang rumah itu kebun dan tidak ada tangga," kata Hajid.
Saat itu, W yang sudah dalam keadaan terkepung dan akan ditangkap, mengeluarkan parang untuk melawan petugas, ia pun langsung ditembak.
Dalam keadaan terluka, W dibawa ke rumah sakit oleh petugas.
"Lalu kamar yang ditempati W digeledah petugas. Untuk mencari barang-barang yang dibawanya. Namun dia hanya membawa tas kecil dan kaus yang dipakai pun punya saya," ucap dia.
Baca juga: Melawan dengan Parang, Terduga Teroris di Salatiga Ditembak