Menurut dia, luka di kepala Yusuf itu tidak beraturan posisinya sehingga saat dilakukan tindakan operasi oleh dokter, butuh tambahan darah.
Namun, belum dapat dipastikan benturan yang menyebabkan luka di kepala mahasiswa D3 itu dari benda tajam atau benda tumpul.
“Diagnosisnya itu dia banyak terkena benturan, laporan dari teman-teman. Posisi lukanya beda-beda, cukup banyak, sekitar lima,” kata Sjarif.
Baca juga: Kronologi Mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari Tewas akibat Luka Tembak
Rasmin, salah satu keluarga Randy, meminta pertanggungjawaban petinggi Polri.
“Kami dari pihak keluarga menginginkan bentuk tanggung jawab kepolisian dalam hal ini. Jadi bagaimana bentuk tanggung jawabnya, entah seperti apa, kami butuhkan tanggung jawab” katanya, Jumat (27/9/2019).
Keluarga korban sangat menyayangkan terjadinya peristiwa sampai menyebabkan Randy tewas karena luka tembak.
“Kami dari keluarga besar, mengutuk keras tindakan ini, kalau itu benar terjadi (penembakan). Hanya kan informasi belum pasti juga, memang anak ini kebanggaan kami,” ujarnya.
Baca juga: Keluarga Mahasiswa Halu Oleo Kendari yang Tewas Minta Tanggung Jawab Polri
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin meminta agar kepolisian mengusut tuntas kasus kematian Randy.
Din berharap, kasus kematian mahasiswa IMM tersebut dapat diproses secara hukum dengan transparan.
Bahkan, Din mengusulkan agar tim internal IMM melakukan pemeriksaan jenazah untuk memastikan penyebab kematian.
"Mendorong pengusutan yang jujur dan transparan. Dan agar tidak menimbulkan fitnah, sebaiknya dilakukan otopsi oleh tim internal Muhammadiyah," ujar Din dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat.
Baca juga: Din Syamsuddin Dorong Pengusutan Kematian Mahasiswa Universitas Halu Oleo Kendari
Kedatangan jenazah Randy disambut isak tangis keluarga di Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, Jumat (27/9/2019) pagi.