Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Mahasiswa dan Dosen di Pamekasan Rusuh, Warga Tanpa Almamater Lempar Polisi dan Provokasi Massa

Kompas.com - 27/09/2019, 14:07 WIB
Taufiqurrahman,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Aksi demo siswa, mahasiswa, dan dosen di depan kantor DPRD Pamekasan, berakhir rusuh, Jumat (27/9/2019).

Massa juga merusak fasilitas umum berupa pot bunga di sepanjang jalan kabupaten.

Pengendara yang hendak melintas terganggu karena pecahan pot yang berserakan, dan tanah yang berhamburan ke tengah jalan.

Sebelum kerusuhan terjadi, beberapa perwakilan mahasiswa dan dosen masih tertib berorasi menyampaikan aspirasi secara bergantian. Situasi masih kondusif sampai pukul 10.00 WIB.

Massa menolak UU KPK dan sejumlah RUU yang dinilai bermasalah.

Namun, massa mulai memanas setelah mereka tidak diperkenankan masuk ke gedung DPRD Pamekasan.

Massa mulai melempari polisi menggunakan botol air minum. Salah satu anggota dewan, Sahur Abadi, menawarkan perwakilan massa masuk ke kantor dewan.

Namun, tawaran tersebut ditolak mahasiswa.

Baca juga: Demo Mahasiswa di Pamekasan Ricuh, Pintu Rumah Dinas Bupati Dirusak

Sampai pukul 10.30 WIB, massa mulai pecah menjadi dua kelompok. Satu kelompok memilih tetap bertahan di depan pintu masuk kantor DPRD Pamekasan.

Satu kelompok lagi memisahkan diri dan memilih berunjuk rasa di depan pintu masuk kantor Bupati Pamekasan.

Setelah massa pecah menjadi dua kelompok, beberapa saat kemudian terjadi kericuhan.

Beberapa peserta aksi yang tidak menggunakan almamater dan bercelana pendek tiba-tiba merangsek masuk berbaur dengan massa di depan pintu masuk gedung DPRD Pamekasan.

Mereka teriak minta masuk ke dalam kantor DPRD sambil melemparkan batu, kayu, botol, dan benda-benda lain.

Massa lain kemudian terprovokasi dan ikut melakukan pelemparan ke arah kantor DPRD Pamekasan.

Massa kemudian melakukan perusakan taman bunga dan pot-pot bunga di depan kantor dewan. Massa bertambah beringas ketika mereka disemprot air menggunakan water canon.

Demonstran kocar-kacir. Perusakan fasilitas umum terus berlanjut ke sisi timur kantor dewan dan kantor bupati. Massa mulai cerai-berai setelah polisi menembakkan gas air mata.

Anggota Brimob terus mendesak demonstran ke arah timur kantor dewan. Akhirnya, aksi demonstrasi bubar setelah mahasiswa terus digiring menjauh dari kantor dewan dan kantor bupati.

Baca juga: Pelajar SMP Ikut Demo, Teriak Revolusi, Tak Paham Artinya

Maimun, salah satu peserta aksi mengaku heran atas kericuhan yang terjadi sebab mahasiswa datang dengan misi damai.

Namun, tiba-tiba ada sekelompok anak muda yang melakukan pelemparan ke arah polisi dan kantor dewan.

"Saya duga yang menjadi pemicu kericuhan dan perusakan fasilitas umum itu penyusup. Kalaupun ada mahasiswa, mereka tidak tahu tujuannya unjuk rasa," ungkap Maimun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com