Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Kehebohan Milenial di Twitter soal Demo Mahasiswa? Ini Faktanya

Kompas.com - 27/09/2019, 06:28 WIB
Reni Susanti,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.comDemo mahasiswa di Gedung DPR dan di berbagai daerah di Indonesia menyedot perhatian netizen di media sosial Twitter.

Indonesia Indicator (I2) mencatat, sepanjang 22-26 September 2019, percakapan tentang demo mahasiswa menolak Undang-Undang KPK dan pembahasan sejumlah RUU di DPR mencapai 572.951 kali di Twitter.

"Ada 148.744 akun yang membicarakan aksi mahasiswa. Sebanyak 95,7 persen atau  142.377 adalah akun manusia dan akun robot mencapai 6.367 atau 4,3 persen," ujar Direktur Komunikasi I2 Rustika Herlambang saat dihubungi, Jumat (27/9/2019).

Baca juga: Satu Mahasiswa UHO Kendari Masih Koma akibat Luka Parah di Kepala

Berdasarkan sebaran jenis kelamin, sebanyak 43,7 persen netizen yang membicarakan aksi mahasiswa itu adalah perempuan.

Kemudian, sebanyak 56,3 persen laki-laki.

Hal ini dinilai menarik, karena perempuan cukup aktif dalam isu ini dibanding isu-isu politik lainnya.

"Perempuan usia 18-25 tahun lebih aktif (49,3 persen). Perempuan di atas usia 35 tahun hanya 6,2 persen," ujar Rustika.

Menurut Rustika, sebanyak 87,5 persen netizen yang merespons adalah kelompok milenial.

Hanya terdapat 8,4 persen yang berusia di atas 35 tahun.

Kelompok usia 18-25 tahun memiliki proporsi terbanyak, yakni 45,4 persen.

Rustika memerinci, netizen usia 18 tahun sebanyak 4 persen, usia 18-25 tahun sebanyak 45,4 persen, usia 26-35 tahun 42,1 persen dan di atas 35 tahun 8,4 persen.

Percakapan aksi mahasiswa, kata Rustika, sempat mendapatkan respons dari kalangan netizen milenial hingga mencapai 91 persen.

Ini dinilai terjadi karena karakter milenial yang suka mengikuti tren, ingin menjadi bagian perubahan, dan suka mengeksplorasi hal-hal baru.

"Beraktivitas di luar bersama-sama merupakan satu hal yang menarik, selain untuk menyuarakan apa yang menjadi pemikiran mereka," papar Rustika.

Indonesia Indicator mencatat ada beberapa tagar yang berkembang selama aksi mahasiswa berlangsung, antara lain: #HidupMahasiswa (1.321k kicauan), #STMmelawan (330k kicauan), #STMBergerak (79k kicauan), #stmmahasiswabersatu (35k kicauan).

Kemudian #AyoSemuaBergerak (153k kicauan), #iniMAHASISWA (14k kicauan), #DenniSiregarDicariAnakSTM (11k kicauan) dan #SurabayaMenggugat (11k kicauan), #TurunkanJokowi (141k kicauan) dan #KRITISIJANGANprovokasi (11k kicauan).

"Emosi netizen cukup menarik, karena berimbang antara trust, anticipation, anger, dan joy," papar dia.

Menurut Rustika, perempuan lebih menggunakan pernyataan-pernyataan yang mengandung unsur humor, meskipun kritis dalam merespons isu KUHP dengan humor dan canda.

Emosi anticipation, menurut Rustika, di antaranya berasal dari percakapan tentang ajakan untuk mengikuti aksi demo, harapan, dan kekhawatiran sepanjang aksi, hingga ajakan membuat tagar.

Sementara emosi trust, dihasilkan dari konfirmasi mereka untuk ikut berdemo, mendukung aksi demo, meyakini RUU yang mereka perjuangkan tersebut bermasalah, termasuk juga bahwa revisi UU KPK dianggap akan melemahkan KPK.

"Emosi anger rata-rata dipicu kekesalan mereka terhadap aksi demo yang berujung kericuhan. Postingan foto dan video memengaruhi emosi ini,” ucap dia.

Menurut Rustika, akun yang merespons isu aksi mahasiswa berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.

Adapun, dari 10 terbesar, beberapa di antaranya yakni, DKI Jakarta (44,4 persen), Jawa Barat (21,9 persen), Jawa Timur (10 persen), Jawa Tengah (8,6 persen), dan Kalimantan Timur (3,5 persen).

Baca juga: Duduk Perkara Mahasiswa Sumbar Jadi Tersangka Setelah Turunkan Foto Jokowi Saat Demo

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com