Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tewas Kerusuhan Wamena Bertambah Jadi 33 Orang

Kompas.com - 26/09/2019, 19:55 WIB
Dhias Suwandi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Proses pembersihan puing-puing bangunan yang terbakar saat terjadi kerusuhan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, terus dilakukan.

Hari ini tidak ada jenazah yang ditemukan, tetapi diketahui bila ada satu korban tewas yang ditemukan hari sebelumnya belum terdata di RSUD Wamena.

"Info terakhir sudah ditemukan 33 korban tewas. Satu jenazah kemarin saat dievakuasi, tidak masuk data rumah sakit tapi sama kekuarganya langsung dimasukan ke pesawat," ujar Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto, saat dihubungi, Kamis (26/9/2019).

Baca juga: Wamena Rusuh, 465 Ruko, 165 Rumah dan 224 Mobil Hangus Dibakar

Jenazah baru diketahui belum terdata setelah tiba di Jayapura dan dimasukan ke dalam data korban kerusuhan Wamena yang terjadi pada 23 September lalu.

Menurut Cabdra, korban yang dimaksud tewas bukan karena terbakar. "Korban mengalami luka-luka senjata tajam," ucap dia.

Diberitakan sebelumnya, dampak kerusuhan Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, masih terus berkembang.

Selain dari sisi korban jiwa, kerugian secara materil juga masih bertambah.

"224 mobil roda 6 dan 4 hangus, 150 motor, 465 ruko hangus, dan 165 rumah dibakar," kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes AM Kamal.

Sementara korban luka-luka mencapai 76 orang.

Aksi unjuk rasa siswa di Kota Wamena, Papua, Senin (23/9/2019), berujung rusuh.

Demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.

Baca juga: Masyarakat Dilarang Membawa Senjata Tajam di Kota Wamena

Unjuk rasa yang berujung rusuh itu diduga dipicu oleh perkataan bernada rasial seorang guru terhadap siswanya di Wamena.

Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja memastikan bahwa alasan massa melakukan aksi anarkistis di Wamena adalah karena mereka termakan kabar tidak benar atau hoaks.

Rudolf mengklaim kepolisian sudah mengkonfirmasi isu tersebut dan memastikannya tidak benar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com