Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Tsunami, Ribuan Warga di Pulau Seram Pilih Tidur di Perbukitan

Kompas.com - 26/09/2019, 18:56 WIB
Rahmat Rahman Patty,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

AMBON, KOMPAS.com - Ribuan warga di desa-desa pesisir di Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku, hingga Kamis (26/9/2019) malam masih memilih bertahan di sejumlah lokasi pengungsian.

Warga memilih bertahan di lokasi pengungsian karena takut akan terjadi tsunami di wilayah tersebut.

"Kami akan tidur di sini malam ini, tidak apa-apa ikhtiar itu lebih baik," kata Pi Smiati, salah satu warga Desa Gemba, kepada Kompas.com, di lokasi pengungsian, Kamis malam.

Baca juga: 20 Orang Tewas akibat Gempa 6,8 Magnitudo di Ambon

Ribuan warga Desa Gemba saat ini memilih mengungsi di Rindam Kodam Pattimura, yang ada di wilayah peirbukitan di desa tersebut.

Menurut Ismiati, dia bersama keluarganya telah mengungsi bersama barang-barang mereka sejak gempa mengguncang wilayah tersebut.

"Kami bawa barang yang penting saja, ada surat-surat berharga juga," ujar dia.

Selain di Kecamatan Kairatu, gelombang pengungsian juga terjadi di Kecamatan Kairatu Barat, Amalatu, Elpapputih, Kecamatan Seram Barat, dan sejumlah kecamatan lainnya.

Kepala Desa Latu, Kecamatan Amalatu, Abubakar Patty mengaku, saat ini banyak warganya yang masih memilih mengungsi di hutan.

Baca juga: Ini Data Kerusakan Bangunan akibat Gempa 6,8 Magnitudo di Ambon

"Warga di sini banyak mengungsi dan sampai malam ini mereka masih bertahan di lokasi aman," ujar dia.

Terkait berapa jumlah pengungsi yang bertahan di hutan dan lokasi perbukitan hingga malam ini, Kepala BPBD Seram Bagian Barat belum dapat dihubungi.

Namun, dari pantauan Kompas.com ribuan warga hingga kini belum berani kembali ke rumah-rumah mereka dan tetap memilih bertahan di lokasi pengungsian sambil mendirikan tenda-tenda darurat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com