Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Mahasiswa dan Pelajar Paksa Duduki Gedung DPRD Kaltim

Kompas.com - 26/09/2019, 15:58 WIB
Zakarias Demon Daton,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Massa mahasiswa dan pelajar yang memadati depan Gedung DPRD Kaltim memaksa masuk menduduki Gedung DPRD kaltim, Kamis (26/9/2019).

Namun, aksi massa terhalang pintu gerbang.

Kawat duri yang memagari barisan massa di depan gerbang kantor disinggirkan massa pendemo. Jalur Jalan Teuku Umar lumpuh total.

Massa memaksa masuk, mendobrak pintu gerbang Gedung DPRD Kaltim. Aparat kepolisian yang berada di dalam areal gedung DPRD Kaltim memukul mundur demonstran.

Sang orator perlahan meminta massa perlahan maju.

"Maju satu langkah," teriak orator diiringi langkah maju massa demonstran.

"Apakah teman-teman siap masuk ke dalam gedung. Kita duduki," sambung orator seraya disambut sahutan "maju masuk".

Baca juga: Pelajar SMA dan SMK di Samarinda Ikut Demo di Kantor DPRD Kaltim

Kondisi memanas ketika aksi lempar botol mineral, batu, kayu hingga benda keras lainnya ke arah polisi.

Tembakan water canon polisi mengarah ke kerumunan massa. Massa tetap bertahan.

Massa pecah ketika tembakan gas air mata diarahkan ke kerumunan massa. Massa berhamburan lari sisi kiri kanan Jalan Teuku Umar.

Massa berlarian melindungi diri dari asap gas air mata. Sebagian massa pingsan dan dilarikan tim medis ke puskesmas terdekat.

Begitu asap gas air mata mereda, massa kembali berkumpul. Titik kosentrasi tetap di depan Kantor DPRD Kaltim.

Semangat massa terus dibakar sang orator. Teriakan tolak UU KPK, RUU KHUP hingga sejumlah RUU lain diteriakan.

Massa tergabung dalam Aliansi Kaltim Bersatu (AKB) terdiri dari 10 universitas di Samarinda, dan beberapa perguruan tinggi seperti di Bontang, Balikpapan dan Tenggarong (Kutai Kertanegara) turut di dalamnya.

Sejak pagi para demonstran berkumpul di halaman Masjid Islamic Center, kemudian beramai ramai menuju gedung karang paci - sebutan lain DPRD Kaltim.

Sayid Ferhat, Koordinator Lapangan (Korlap) menuturkan, aksi massa awal tertib. Namun, pecah saat polisi menembak water canon hingga gas air mata.

"Kami tidak ricuh. Kami sampaikan aspirasi tapi nggak diberi ruang masuk ke dalam gedung DPRD Kaltim," kata dia.

Ia meminta, jika para legislator meminta audensi maka harus melibatkan seluruh mahasiswa.

"Dan kita diskusi di ruang terbuka. Itu kesepakatan hasil konsolidasi kami," jelasnya.

Sementara, anggota DPRD Kaltim ingin audensi jika hanya perwakilan mahasiswa.

"Gedung kami tidak cukup memuat ribuan orang," kata Rusman Yakuq, Anggota DPRD Kaltim dari PPP.

Meski demikian, Rusman mengatakan semua tuntutan mahasiswa tetap diakomodasi.

"Kami dukung semua tuntutan. Nanti kita sampaikan ke pemerintah pusat dan DPR RI," tuturnya.

Hal demikian juga disampaikan Sarkowi Anggota DPRD Kaltim fraksi Golkar. Sarkowi mengatakan tuntutan mahasiswa diakomodasi. Asal, penyampaian aspirasi tetap menjaga kondusifitas.

"Kami harap adik-adik mahasiswa bisa menyampaikan aspirasi dengan baik dan menjaga kondusifitas," kata politikus Golkar Kaltim ini.

Adapun, tuntutan mahasiswa yaitu mendesak Presiden Jokowi mengeluarkan Perppu terkait UU KPK.

Menolak segala UU yang melemahkan demokrasi, tolak TNI/Polri yang menempati jabatan sipil, bebaskan aktivis demokrasi.

Massa juga menuntut hentikan militerisme di tanah Papua, tuntaskan pelanggaran HAM, adili penjahat HAM, termasuk yang tunduk di lingkaran kekuasaan.

Baca juga: Polda Kaltim Tetapkan 30 Tersangka Karhutla

Hingga berita ini diturunkan pihak kepolisian belum bisa dikonfirmasi karena berada di areal gedung. Massa demonstran dan awak media belum bisa masuk dalam areal gedung.

Kondisi di lapangan masih ricuh. Aparat masih menembak gas air mata. Sementara sebagian massa masih bertahan depan Kantor DPRD Kaltim sambil membakar sejumlah properti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com