Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

100 Mahasiswa Papua Balik ke Tanah Asal, GMKI Minta Jaminan Keamanan

Kompas.com - 26/09/2019, 13:07 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi


SALATIGA, KOMPAS.com - Insiden kemanusiaan di Wamena dan Jayapura menimbulkan keprihatinan bagi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Salatiga.

Bahkan, akibat rentetan kejadian tersebut, sekitar 100 mahasiswa asal Papua yang ada di Salatiga kembali ke Bumi Cendrawasih.

Ketua GMKI Salatiga Roberto Duma Buladja mengungkapkan, pendekatan militeristik bukanlah solusi buat persoalan di Papua.

"Bahkan, kejadian-kejadian yang ada menjadikan mahasiswa Papua di Salatiga tidak nyaman. Mereka akhirnya tanpa pamit langsung pulang ke Papua," ujarnya di Student Center Bina Darma, Salatiga, Kamis (26/9/2019).

Baca juga: Tenaga Medis Ketakutan akibat Kerusuhan di Wamena, Dinkes Papua Kirim Personel

Roberto mengungkapkan, isu-isu besar yang ada saat ini, terutama terkait kinerja DPR dalam pembahasan undang-undang, jangan sampai melupakan persoalan di Papua.

"Di Papua saat ini masih marak tindakan represif aparat hingga adanya korban jiwa. Ini tidak boleh terus dibiarkan," kata mahasiswa UKSW ini.

Dia pun meminta Presiden Joko Widodo untuk mengevaluasi kinerja Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal Hadi Tjahjanto, Menkopolhukam Wiranto, serta Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Budi Gunawan.

Mereka dinilai lalai dalam menjalankan tugas dalam rangka pencegahan ancaman terhadap ketertiban serta keamanan nasional. 

Baca juga: Menurut Kapolda, Ini Alasan 700 Mahasiswa Asal Papua Pilih Pulang Kampung

Selain itu, dia menyoroti pemutusan jaringan internet di Papuan yang dilakukan Menkominfo Rudiantara.

Menurutnya, tindakan itu sangat otoriter. Karena di negara demokrasi, tidak boleh ada upaya penutupan informasi publik dan setiap orang berhak berkomunikasi dan mendapatkan informasi.

Dengan berbagai kejadian tersebut, lanjutnya, tercipta ketidaknyamanan bagi mahasiswa yang ada di Salatiga.

"Sebagai mahasiswa, yang diinginkan adalah nyaman dalam belajar. Kami tidak ingin saudara kami dari Papua terusik. Saat ini, dalam beberapa kegiatan mahasiswa Papua di Salatiga menarik diri. Kami mendesak agar mahasiswa Papua diberi jaminan keamanan dan kenyamanan," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com