Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Lumba-lumba Ditemukan Mati Terdampar, Salah Satunya Ada Luka di Kepala

Kompas.com - 26/09/2019, 08:22 WIB
Heru Dahnur ,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Dua ekor lumba-lumba air tawar atau dikenal dengan pesut ditemukan dalam kondisi mati di lokasi berbeda di Bangka, Kepulauan Bangka Belitung.

Pesut pertama ditemukan mati terdampar di Pantai Terentang Bangka Tengah. Penyebab kematian hingga saat ini belum diketahui.

Sementara pesut kedua ditemukan mati di sungai Upang, Desa Tanah Bawah, Kabupaten Bangka.

Mamalia yang diperkirakan seberat 75 kilogram itu diduga mati dibunuh karena ada bekas luka di bagian kepala.

Baca juga: Bangkai Lumba-Lumba Ditemukan, Diduga Mati karena Tumpahan Minyak

Kepala Resor Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Kepulauan Bangka Belitung Yusmono membenarkan penemuan dua bangkai pesut itu.

Diperkirakan, hewan langka yang bernama latin Oracaella Brevirostris itu mati dua atau tiga hari sebelumnya.

Relawan Animals Lovers Bangka Belitung Islands (Alobi) membantu evakuasi pesut di Sungai Upang bersama masyarakat setempat. Hewan itu dikubur dan setelah tiga bulan akan digali untuk diambil tulangnya demi penelitian akademik.

"Pesut bisa muncul di perairan laut dan air tawar. Ini termasuk hewan dilindungi karena terancam punah," kata Langkasani saat dihubungi Kompas.com, Kamis (26/9/2019).

Hingga saat ini belum diketahui penyebab sejumlah pesut berkeliaran di wilayah pesisir bahkan hingga masuk ke hulu sungai di Bangka.

Baca juga: Cerita Personel TNI Tulungagung Selamatkan Lumba-lumba Terdampar

Selama ini pesut kerap terjerat jaring nelayan dan dagingnya diperjualbelikan di pasaran. 

Masyarakat nelayan telah diimbau untuk tidak memburu pesut dan langsung melepaskannya jika terjerat di tengah laut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com