Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Demo Mahasiswa Terkini: Polisi Baca Asmaul Husna hingga Demonstran Duduki Gedung DPRD Sumbar

Kompas.com - 25/09/2019, 17:57 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Demo penolakan RUU KHUP dan pencabutan UU KPK masih berlangsung di beberapa wilayah di Indonesia. Ribuan mahasiswa turun jalan pada Rabu (25/9/2019).

Di Manado, para mahasiswa melempari batu ke arah aparat kepolisian yang berjaga di depan pintu gerbang Kantor DPRD Sulawesi Utara,

Sementara di Surabaya, polisi membacakan Asmaul Husna dari pengeras suara masjid yang berlokasi tepat di seberang pintu gerbang DPRD Jatim, saat mahasiswa menggelar demo.

Para mahasiswa berasal dari 12 perguruan tinggi di Surabaya.

Dalam aksinya, para mahasiswa menyampaikan tujuh tuntutan, yakni pertama menolak RUU KUHP, Pertambangan Minerba, Pertanahan, Pemasyarakatan, Ketenagakerjaan, mendesak pembatalan UU KPK, dan UU SDA; mendesak disahkannya RUU PKS dan Pekerja Rumah Tangga.

Mahasiswa juga minta agar pembatalkan pengesahan pimpinan KPK terpilih karena dinilai bermasalah. Ketiga, menolak TNI dan Polri menempati jabatan sipil, stop militerisme di Papua dan daerah lain, dan bebaskan tahanan politik Papua.

Berikut fakta demo mahasiswa, Rabu (25/9/2019):

 

1. Di Surabaya, mahasiswa rusak kawat berduri

Demonstrasi mahasiswa di Surabaya rusak kawat berduri di depan gedung DPRD Jatim, Rabu (25/9/2019).KOMPAS.COM/A. FAIZAL Demonstrasi mahasiswa di Surabaya rusak kawat berduri di depan gedung DPRD Jatim, Rabu (25/9/2019).
Mahasiswa dari berbagai kampus di Surabaya, Jawa Timur, menggelar demo di depan Gedung DPRD Jatim Jalan Indrapura Surabaya, Rabu (25/9/2019).

Saat aksi, massa mahasiswa menutup jalan hingga merusak kawat berduri yang dipasang polisi.

Pantauan Kompas.com, Jalan Indrapura ditutup mahasiswa beralmamater sejak pukul 11.00 WIB.

Mahasiswa memarkir motornya dan menggelar orasi di depan pintu gerbang halaman DPRD Jatim.

Kawat pembatas berduri yang dipasang polisi di depan pintu gerbang DPRD Jatim dirusak mahasiswa yang berada di barisan depan.

Sebagian mahasiswa kemudian merengsek masuk dan menaiki gapura DPRD Jatim.

Dalam aksi tersebut, 700 personel polisi disiagakan untuk mengamankan jalannya aksi.

Baca juga: Demo Mahasiswa Surabaya, Rusak Kawat Berduri hingga Tutup Jalan Indrapura

 

2. Polisi bacakan Asmaul Husna

Wakapolda Jawa Timur, Brigjen Pol Toni Harmanto saat menemui aksi massa mahasiswa di depan gedung DPRD Kota Malang, Selasa (24/9/2019)KOMPAS.com / ANDI HARTIK Wakapolda Jawa Timur, Brigjen Pol Toni Harmanto saat menemui aksi massa mahasiswa di depan gedung DPRD Kota Malang, Selasa (24/9/2019)
Sepanjang jalannya demo mahasiswa di Surabaya, polisi membacakan Asmaul Husna dari pengeras suara masjid yang berlokasi tepat di seberang pintu gerbang DPRD Jatim.

Kapolda Jatim Irjen Luki Hermawan mengatakan, lantunan Asmaul Husna dipercaya akan mendinginkan suasana aksi yang sedang memanas.

"Anggota akan bacakan Asmaul Husna biar suasana tetap dingin," katanya.

Selain menyiapkan 700 personel, Polda Jatim juga menyiapkan beberapa pasukan TNI dan masyarakat sipil yang ingin membantu menjaga keamanan saat aksi di Surabaya hari ini.

Baca juga: Polisi Siapkan Lantunan Asmaul Husna untuk Dinginkan Demo Mahasiswa di Surabaya

 

3. Di Padang, perpustakaan hancur berantakan

Mahasiswa Sumbar menduduki ruang sidang DPRD Sumbar dalam aksi demo yang berkahir ricuh, Rabu (25/9/2019)KOMPAS.COM/PERDANA PUTRA Mahasiswa Sumbar menduduki ruang sidang DPRD Sumbar dalam aksi demo yang berkahir ricuh, Rabu (25/9/2019)
Demo ribuan mahasiswa di DPRD Sumatera Barat berlangsung anarkis, Rabu (25/9/2019).

Setelah menerobos masuk ke gedung DPRD Sumbar, mahasiswa masuk ke semua ruangan yang ada di Kantor DPRD Sumbar pada pukul 15.00 WIB.

Kaca meja dipecahkan, kursi dan meja dihancurkan. Mereka berdiri di atas meja dan melakukan orasi. "Hidup mahasiswa. Ini milik rakyat," teriak mahasiswa, yang diikuti mahasiswa lain.

Sementara, di ruang perpustakaan, mahasiswa merusak apa saja yang mereka temukan.

Meja dan kursi dan pecah. Komputer dilempar dan buku-buku berantakan.

Hingga pukul 15.30 WIB, mahasiswa masih menduduki gedung DPRD Sumbar.

Baca juga: Demo Mahasiswa Sumbar Anarkis, Ruang Sidang Utama Dirusak, Perpustakaan Hancur Berantakan

 

4. Aparat tangkap mahasiswa di dalam masjid bakal disanksi

Massa mahasiswa dari berbagai kampus di Makassar saat membakar karangan bunga berisi ucapan selamat anggota DPRD Sulsel yang baru, Selasa (24/9/2019).KOMPAS.COM/HIMAWAN Massa mahasiswa dari berbagai kampus di Makassar saat membakar karangan bunga berisi ucapan selamat anggota DPRD Sulsel yang baru, Selasa (24/9/2019).
Kapolda Sulsel Irjen Pol Mas Guntur Laupe menegaskan akan memberi sanksi oknum aparat yang menangkap mahasiswa di dalam Masjid Syuhada 45 yang berada di dalam Pengadilan Tinggi Makassar.

"Nah, terhadap anggota kami yang masuk di masjid tanpa melepas alas kaki tentu ada hukumannya. Saat ini, sudah ada beberapa orang yang kami proses terhadap masalah tersebut," kata Guntur, saat diwawancara di Rumah Sakit Awal Bros Makassar, Rabu (25/9/2019).

Ia menjelaskan penangkapan terjadi karena anggota terpancing lemparan batu yang berasal dari kelompok mahasiswa yang hendak menerobos Geudng DPRD Sulsel.

Baca juga: Aparat yang Tangkap Mahasiswa di Dalam Masjid Bakal Disanksi

 

5. Demo di Solo, kerugian ditaksir Rp 200 juta

Lampu neon box DPRD Kota Surakarta dirusak mahasiswa dalam aksi demontrasi, Selasa (24/9/2019).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Lampu neon box DPRD Kota Surakarta dirusak mahasiswa dalam aksi demontrasi, Selasa (24/9/2019).
Sejumlah fasilitas di sekitar gedung DPRD Kota Surakarta mengalami kerusakan pascaaksi demo mahasiswa, Selasa (24/9/2019).

Kerusakan terjadi pada taman sisi kanan kiri pintu utama masuk DPRD, lampu neon box DPRD dan kaca jendela pecah akibat terkena lemparan baru.

Sub Bagian Rumah Tangga Setwan DPRD Kota Surakarta Yanik Palupi mengatakan, kerugian akibat kerusakan sejumlah fasilitas itu ditaksir mencapai Rp 200 juta.

Menurut dia, kerusakan itu akan diusulkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2020.

"Harapannya bisa segera bisa diperbaiki dengan menggunakan anggaran darurat," katanya.

Kapolresta Surakarta AKBP Andy Rifai mengatakan, kericuhan yang terjadi dalam aksi demo mahasiswa di depan gedung DPRD Kota Surakarta dipicu karena provokasi.

Mahasiswa melempari aparat kepolisian yang berjaga menggunakan botol air mineral dan batu. Selain mengenai petugas, mereka juga merusak sejumlah fasilitas di gedung DPRD.

Baca juga: Demo Mahasiswa Rusak Fasilitas DPRD Surakarta, Kerugian Ditaksir Rp 200 Juta


6. Bakar kursi dan buku di DPRD Sumbar

Ribuan mahasiswa mengepung kantor gubernur Sumbar menuntut kasus karhutla dituntaskan, Selasa (24/9/2019)KOMPAS.COM/PERDANA PUTRA Ribuan mahasiswa mengepung kantor gubernur Sumbar menuntut kasus karhutla dituntaskan, Selasa (24/9/2019)
Massa mahasiswa Sumatera Barat membakar kursi anggota DPRD Sumbar saat aksi unjuk rasa di Gedung DPRD Sumbar, Rabu (25/9/2019).

Api segera dipadamkan dan petugas kepolisian menghalau massa yang masuk ke dalam ruang sidang utama itu.

Ruang sidang utama tersebut sudah sangat berantakan. Kaca meja pecah, kursi juga dirusak.

Sementara asap bekas kebakaran masih mengepul di ruangan sidang itu.

Baca juga: Ikut Demo, 1.000 Mahasiswa Pakuan Bogor Berangkat ke Jakarta

Aparat kepolisian yang dipimpin Kapolresta Padang Kombes Yulmar Try Hermawan langsung menginstruksikan mahasiswa keluar dari ruangan di DPRD Sumbar. "Mahasiswa semuanya keluar. Tidak ada lagi di dalam," kata Yulmar, Rabu.

Dari pantauan Kompas.com, bukan hanya ruangan sidang utama yang hancur berantakan, perpustakaan juga ikut dirusak.

Semua buku dilempar keluar, meja dan kursi patah. Alat-alat elektronik, seperti televisi dan komputer, hancur berantakan. Ruangan fraksi-fraksi juga hancur diamuk massa.

Baca juga: Demo Mahasiswa Sumbar Anarkis, Ruang Sidang Utama Dirusak, Perpustakaan Hancur Berantakan

 

7. Di Salatiga, demo saat pelantikan pimpinan DPRD

Massa aksi menuntut DPR mencabut undang-undang yang tak berpihak pada rakyatKOMPAS.com/DIAN ADE PERMANA Massa aksi menuntut DPR mencabut undang-undang yang tak berpihak pada rakyat
Di Salatiga, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) menggelar aksi di depan gedung DPRD Salatiga.

Mereka melangsungkan aksi tepat saat pengucapan sumpah pimpinan DPRD Salatiga periode 2019-2024.

Massa aksi yang tak sabar karena anggota DPRD Salatiga tak kunjung menemui, sempat merangsek hingga ke gerbang.

Ketua HMI Salatiga Ahmad Najmi mengatakan, massa aksi meminta DPRD Salatiga agar mendorong DPR RI melakukan peninjauan kembali terhadap UU KPK.

"Kami dan seluruh rakyat Indonesia menolak segala bentuk pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi di Indonesia," terangnya, Rabu (25/9/2019).

Sementara itu Ketua DPRD Salatiga Dance Ishak Palit yang menemui massa aksi menegaskan siap mengawal aspirasi mahasiswa.

"Kami di Salatiga akan mengawal tuntutan mahasiswa dan menyampaikan ke DPR RI," paparnya.

Baca juga: Pelantikan Pimpinan DPRD Salatiga Diwarnai Demo Mahasiswa

SUMBER: KOMPAS.com (Skivo Marcelino Mandey, Achmad Faizal, Perdana Putra, Himawan, Labib Zamani, Dian Ade Permana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com