Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Kasus Bocah 5 Tahun Diperkosa Kakak dan Dibunuh Ibu Angkat

Kompas.com - 25/09/2019, 13:42 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - NP, seorang bocah perempuan berusia 5 tahun ditemukan meninggal di aliran Sungai Cimandiri, Desa Wangunrenja, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (22/9/2019) siang.

Setelah dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian, terungkap jika NP meninggal setelah dibunuh oleh ibu dan dua kakak angkatnya sendiri yakni SR alias Yuyu (39), dan dua anaknya RG (16) pelajar SMK, dan R (14) pelajar kelas 7 SMP.

Mirisnya, sebelum dibunuh, NP terlebih dahulu diperkosa oleh RG dan R.

Berikut ini fakta terbarunya:

1. Kronologi kejadian

Ilustrasi tempat kejadian perkara.SHUTTERSTOCK Ilustrasi tempat kejadian perkara.

Dari hasil penyidikan yang dilakukan polisi, pada Minggu pagi, korban NP setelah mandi dan belum mengenakan baju dibawa tersangka R ke dalam kamar dan diperkosa.

Aksi R ini diketahui oleh RG. Setelah selesai, R langsung keluar rumah. Selanjutnya, korban kembali diperkosa RG.

Namun, saat RG memerkosa korban, dipergoki ibunya, SR alias Yuyu yang langsung kaget dan marah.

Dipergoki SR, RG langsung mencekik korban. Melihat anaknya melakukan aksi keji, bukannya mencegah, SR malah ikut mencekik korban hingga tewas.

Baca juga: Kronologi Bocah 5 Tahun Diperkosa dan Dibunuh Kakak dan Ibu Angkat

2. Lakukan hubungan intim disamping jenazah korban

Ilustrasi jenazahBBC Ilustrasi jenazah

Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi mengatakan, setelah membunuh NP dengan cara mencekik SR alias Yuyu (39) dan salah satu anaknya, RG (16), melakukan hubungan intim di samping jenazah korban.

"Yang lebih zalimnya lagi, setelah korban dicekik, ibu dan anak kandungnya ini melakukan hubungan intim di dekat korban," kata Nasriadi saat konferensi pers di Polsek Cibadak, Selasa (24/9/2019).

Setelah mengetahui korban meninggal, ketiga tersangka membawa korban ke Sungai Cimandiri, dan meletakan jenazah korban di aliran sungai.

Baca juga: Setelah Bunuh Bocah 5 Tahun, Ibu dan Anak Berhubungan Intim di Samping Jenazah Korban

3. SR sempat antar jenazah anak angkatnya ke RS

Ilustrasi rumah sakitSHUTTERSTOCK Ilustrasi rumah sakit

Sebelum terungkapnya penemuan mayat bocah 5 tahun yang menjadi korban pembunuhan dan pemerkosaan pada Senin (23/9/2019) siang, tersangka SR alias Yuyu (39) juga berada di rumah sakit pemerintah tersebut, pada Minggu malam.

Saat itu, SR ikut mengantar dan mendampingi jenazah anak angkatnya.

Dalam keadaan berduka, SR sempat berbincang dengan Kompas.com di Instalasi Jenazah RSUD R Syamsudin, Minggu malam.

"Iya, ini jenazah anak saya. Tadi pagi itu saya mau jualan, anak saya ingin ikut tapi saya suruh diam di rumah sama kakaknya. Tapi saat saya pulang, anak saya enggak ada," kata SR alias Yuyu saat ditanya Kompas.com di RSUD R Syamsudin, Minggu (22/9/2019) malam.

Dia mengaku sempat mencari dan akan melaporkan ke polisi karena hingga Minggu siang anaknya tidak ada di rumah dan ditunggu-tunggu tidak pulang.

Hingga akhirnya diketahui anak angkatnya ditemukan meninggal di Sungai Cimandiri.

Baca juga: Ibu Angkat yang Bunuh Bocah 5 Tahun Sempat Antar Jenazah Anak ke RS

4. Diangkat anak sejak usia dua tahun

Ilustrasi anak menonton kartun.Shutterstock Ilustrasi anak menonton kartun.

SR alias Yuyu mengaku bila anak perempuannya yang meninggal ini merupakan anak angkat.

Almarhumah NP ini sudah diangkat sebagai anak sejak usia dua tahun. Di rumahnya, ia mengatakan, tinggal bersama suami dan dua anak laki-laki.

"Saya ingin sekali punya anak perempuan, makanya saya dan suami mengangkatnya sejak usia dua tahun," aku SR yang berlinang air mata.

Baca juga: Bocah 5 Tahun yang Dibunuh Sering Diperkosa 2 Kakak Angkat

5. Terancam hukuman lebih dari 15 tahun

IlustrasiKOMPAS/TOTO S Ilustrasi

Nasriadi mengatakan, tiga tersangka kasus pemerkosaan dan pembunuhan NP bocah 5 tahun akan dijerat Undang-undang tentang Perlindungan Anak.

"Ancamannya hukuman penjara lima belas tahun, bahkan bisa lebih," ungkapnya.

Ketiga pelaku ini merupakan ibu dengan dua anak kandungnya.

Baca juga: Ibu dan Kakak Angkat yang Perkosa dan Bunuh Bocah 5 Tahun Terancam Hukuman Lebih dari 15 Tahun

6. Sistem Peradilan Pidana Anak bagi kedua pelaku

Tiga tersangka perkara pemerkosaan dan pembunuhan anak angkat dibawa ke Polres Sukabumi Kota dari Polsek Cibadak,  Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (24/2019)KOMPAS.COM/BUDIYANTO Tiga tersangka perkara pemerkosaan dan pembunuhan anak angkat dibawa ke Polres Sukabumi Kota dari Polsek Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (24/2019)

Masih dikatakan Nasriadi, dua pelaku pembuhunan NP di antaranya masih berstatus pelajar di Kota Sukabumi. RG merupakan pelajar SMA dan R pelajar SMP.

Menurutnya, karena terdapat dua pelaku masih di bawah umur tentunya akan diterapkan Sistem Peradilan Pidana Anak bagi kedua pelaku.

"Penanganan kasusnya bagi dua pelaku sesuai peradilan anak," ujarnya.

Baca juga: Bocah 5 Tahun Diperkosa dan Dibunuh, Ibu dan 2 Kakak Angkat Jadi Tersangka

Sumber: KOMPAS.com (Budiyanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com