Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Mahasiswa Rusak Fasilitas DPRD Surakarta, Kerugian Ditaksir Rp 200 Juta

Kompas.com - 25/09/2019, 05:46 WIB
Labib Zamani,
Khairina

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Sejumlah fasilitas di sekitar gedung DPRD Kota Surakarta mengalami kerusakan pascaaksi demo mahasiswa, Selasa (24/9/2019).

Kerusakan itu terjadi pada taman sisi kanan kiri pintu utama masuk DPRD, lampu neon box DPRD dan kaca jendela pecah akibat terkena lemparan baru.

Sub Bagian Rumah Tangga Setwan DPRD Kota Surakarta Yanik Palupi mengatakan, kerugian akibat kerusakan sejumlah fasilitas itu ditaksir mencapai Rp 200 juta.

Baca juga: 6 Fakta Demo Mahasiswa Rusuh, Hoaks Korban Tewas hingga Dugaan Anarko Sindikalis Terlibat

Menurut dia, kerusakan itu akan diusulkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2020.

"Harapannya bisa segera bisa diperbaiki dengan menggunakan anggaran darurat," katanya.

Yanik menambahkan aksi demo di depan gedung DPRD sudah sering terjadi. Tetapi aksi demo mahasiswa kali ini tergolong sangat besar dengan jumlah mahasiswa terbanyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Biasanya diterima di halaman. Ini sampai kerusakan sejumlah fasilitas di DPRD," ucap dia.

Baca juga: Demo Mahasiswa Bandung Ricuh, Belasan Orang Ditangkap

Kapolresta Surakarta AKBP Andy Rifai mengatakan, kericuhan yang terjadi dalam aksi demo mahasiswa di depan gedung DPRD Kota Surakarta dipicu karena provokasi.

Mahasiswa melempari aparat kepolisian yang berjaga menggunakan botol air mineral dan batu. Selain mengenai petugas juga merusak sejumlah fasilitas di gedung DPRD.

Aparat kepolisian berupaya untuk menertibkan dan mendorong mereka mundur dengan menembakkan gas air mata.

"Alhamdulillah, sudah bisa kita kendalikan situasi. Tadi sempat ada yang shock dari medis kita sudah mengobati. Sekarang sudah normal kembali," imbuhnya.

Andy menegaskan tidak ada mahasiswa yang ditahan. Sempat ada salah satu mahasiswa diduga provokasi namun sudah dilepas kembali.

Menurutnya, provokasi dalam aksi demo mahasiswa diduga berasal dari luar mahasiswa.

Oleh karena itu, dirinya menyampaikan kepada mahasiswa untuk konsolidasi dengan mahasiswa lainnya agar tidak ditunggangi pihak lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com