Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Fakta Demo Mahasiswa Rusuh, Hoaks Korban Tewas hingga Dugaan Anarko Sindikalis Terlibat

Kompas.com - 25/09/2019, 05:18 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Polisi terpaksa membubarkan paksa para mahasiswa di Bandung yang menggelar unjuk rasa di Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Selasa (24/9/2019).

Sejumlah mahasiswa terpaksa diamankan karena menolak untuk membubarkan diri.

Sementara itu, kabar hoaks yang menyatakan seorang mahasiswa di Palembang meninggal saat ikut demo, sempat menyebar.

Kapolresta Palembang Kombes Pol Didi Hayamansyah memastikan kabar tersebut adalah hoaks.

Baca fakta lengkapnya:

1. Polisi: Info mahasiswa meninggal saat demo adalah hoaks

Seorang mahasiswa pengunjuk rasa di depan Gedung DPRD Sulawesi Selatan saat diamankan petugas kepolisian, Selasa (24/9/2019).KOMPAS.COM/HIMAWAN Seorang mahasiswa pengunjuk rasa di depan Gedung DPRD Sulawesi Selatan saat diamankan petugas kepolisian, Selasa (24/9/2019).

Didi menjelaskan, kabar meninggalnya seorang mahasiswa ketika kericuhan dalam aksi demonstrasi di Jalan Pom IX kawasan DPRD Provinsi Sumatera Selatan, adalah hoaks.

Menurutnya, saat ini ada 28 mahasiswa yang dirawat ke Rumah Sakit RK Charitas karena terkena gas air mata.

Namun, dari 28 yang telah dirawat, 26 lainnya telah diizinkan pulang ke rumah.

"Saya pastikan kabar mahasiswa meninggal saat ricuh itu hoaks. Itu kejadian daerah lain bukan Palembang. Sekarang 26 siswa sudah diizinkan dokter pulang, untuk dua mahasiswa lagi masih dirawat," kata Didi, Selasa (24/9/2019).

Baca juga: Polisi Pastikan Kabar Mahasiswa yang Meninggal Saat Kericuhan di Palembang Hoaks

2. Diduga kelompok anarko sindikalis terlibat

Para demonstran saat memblokadi Jalan Aria Jipang Kota Bandung dalam aksi unjuk rasa, Selasa (24/9/2019).KOMPAS.COM/DENDI RAMDHANI Para demonstran saat memblokadi Jalan Aria Jipang Kota Bandung dalam aksi unjuk rasa, Selasa (24/9/2019).

Demo mahasiswa di Bandung berujung ricuh. Polisi pun menduga kelompok Anarko Sindikalis memiliki keterkaitan dengan kericuhan dalam demo mahasiswa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat, Senin (23/9/2019).

"Kembali lagi Anarko yang bermain di Bandung, Bandung sangat rawan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (24/9/2019).

Menurut Dedi, kelompok Anarko Sindikalis juga diduga terlibat terkait aksi vandalisme di Gedung DPR.

Baca juga: Polisi Duga Kelompok Anarko Sindikalisme Terkait Ricuh Demo di Bandung

3. Mahasiswa di Bandung dibubarkan paksa

Aksi massa unjuk rasa di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung berakhir ricuh, Selasa (24/9/2019). Massa aksi unjuk rasa masih bertahan meski polisi telah memukul mundur dengan menembakan gas air mata hingga water cannon.KOMPAS.COM/AGIE PERMADI Aksi massa unjuk rasa di Gedung DPRD Jabar, Kota Bandung berakhir ricuh, Selasa (24/9/2019). Massa aksi unjuk rasa masih bertahan meski polisi telah memukul mundur dengan menembakan gas air mata hingga water cannon.

Sekitar pukul 20.20 WIB, massa dipukul mundur lantaran telah melampaui waktu berunjuk rasa.

"Kepada pengunjuk rasa kami perintahkan untuk membubarkan diri. Atas nama undang-undang kami akan melakukan tindakan tegas," kata petugas kepolisian lewat pengeras suara.

Setelah itu, petugas langsung bergerak untuk mendorong para demonstran di arah Jalan Diponegoro tepatnya di depan Gedung Sate.

Polisi juga menembakan gas air mata dan water canon untuk membubarkan massa.

Mendapat tekanan dari petugas, massa membubarkan diri ke berbagai arah. Hingga pukul 20.37, massa masih melakukan perlawanan.

Baca juga: Polisi Bubarkan Paksa Demo Mahasiswa di Bandung

4. Puluhan mahasiswa di Sulsel luka-luka

Massa mahasiswa dari berbagai kampus di Makassar saat membakar karangan bunga berisi ucapan selamat anggota DPRD Sulsel yang baru, Selasa (24/9/2019).KOMPAS.COM/HIMAWAN Massa mahasiswa dari berbagai kampus di Makassar saat membakar karangan bunga berisi ucapan selamat anggota DPRD Sulsel yang baru, Selasa (24/9/2019).

Pasca-bentrokan antara mahasisawa dan polisi di depan Gedung DPRD Sulawesi Selatan, Selasa (24/9/2019), berujung penahanan sejumlah mahasiswa.

Para mahasiswa tersbeut ditahan dab dimasukkan di dalam salah satu ruangan Gedung DPRD Sulsel.

Polisi melucuti bajunya sambil menginterogasi satu-satu. Beberapa di antaranya masih mengalami luka pukulan akibat tindakan represif yang dilakukan aparat.

Kapolda Sulsel Irjen Pol Guntur Laupe yang diwawancara saat tiba di Rumah Sakit Awal Bros Makassar mengatakan, mahasiswa yang diamankan tersebut masih didalami keterangannya.

"Pendemo yang diamankan kami akan lihat keterlibatannya, kalau memang tidak ada keterlibatan yang signifikan nanti kami lepaskanlah," kata Guntur, Selasa (24/9/2019).

Baca juga: Di Surabaya, Demo Mahasiswa Blokir Pintu Masuk Gedung Negara Grahadi

5. Demo mahasiswa di Surabaya blokade jalan di Gedung Grahadi

Aksi mahasiswa blokir pintu masuk Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (14/9/2019)KOMPAS.COM/A. FAIZAL Aksi mahasiswa blokir pintu masuk Gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (14/9/2019)

Ratusan pengunjuk rasa dari kelompok Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI) Surabaya sempat memblokir pintu masuk Gedung Negara Grahadi Surabaya.

Semula, mahasiswa memaksa untuk masuk ke halaman Gedung Negara Grahadi Jalan Gubernur Suryo Surabaya untuk menyampaikan aspirasinya.

Namun, hal tersebut dilarang polisi dan disepakati mengirim perwakilan untuk masuk di Gedung Negara Grahadi.

Selama perwakilan massa aksi menyampaikan aspirasinya di dalam Gedung Negara Grahadi, ratusan mahasiswa lainnya tetap berada di depan pintu masuk dengan menggelar orasi.

Mereka juga duduk-duduk di depan pintu masuk gedung sehingga kendaraan yang akan keluar dan masuk tertahan.

Dalam aksi tersebut, massa juga mendesak pemerintah dan DPR mengkaji ulang materi RUU KUHP, dan mengkaji ulang RUU Perkoperasian.

"Pimpinan KPK harus bersih dan berintegritas," kata Andik Setiawan, Ketua Umum HMI Cabang Surabaya.

Baca juga: Di Surabaya, Demo Mahasiswa Blokir Pintu Masuk Gedung Negara Grahadi

6. Seorang wartawan jadi korban pemukulan polisi

Massa mahasiswa dari berbagai kampus di Makassar saat membakar karangan bunga berisi ucapan selamat anggota DPRD Sulsel yang baru, Selasa (24/9/2019).KOMPAS.COM/HIMAWAN Massa mahasiswa dari berbagai kampus di Makassar saat membakar karangan bunga berisi ucapan selamat anggota DPRD Sulsel yang baru, Selasa (24/9/2019).

Saat meliput demo mahasiswa di depan Gedung DPRD Sulsel, salah satu wartawan Kantor Berita Antara, Darwin Fatih, menjadi korban pemukulan polisi, Selasa (24/9/2019) sore.

Akibatnya, Darwin mendapat luka di kepala setelah polisi melakukan pemukulan dengan menggunakan pentungan.

Padahal, ia sudah menggunakan atribut pewartanya berupa kartu pers saat meliput bentrokan ini.

Peristiwa ini sendiri bermula ketika polisi membubarkan massa aksi dari mahasiswa saat bentrokan yang kedua kalinya terjadi di depan Kantor DPRD Sulawesi Selatan, Selasa Sore. Darwin kini dirawat di Rumah Sakit Awal Bros Makassar yang tak jauh dari lokasi bentrokan.

Baca juga: Wartawan Antara Jadi Korban Pemukulan Polisi Saat Liput Demo Mahasiswa

Sumber: KOMPAS.com (Achmad Faizal, Himawan, Dendi Ramdhani, Devina Halim, Aji YK Putra)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com