Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Banten: Yang Ngebul Cuma di Jalan, Negeri di Atas Awan Sangat Indah

Kompas.com - 24/09/2019, 14:59 WIB
Acep Nazmudin,
Farid Assifa

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Wisatawan yang berkunjung ke Negeri di Atas Awan Gunung Luhur, Desa Citorek Kidul, Kecamatan, Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, mengeluh banyak debu di sana. Keluhan muncul saat pengunjung membeludak pada Minggu (22/9/2019).

Pada akhir pekan kemarin, wisatawan yang datang ke Negeri di Atas Awan membeludak hingga mencapai 30.000 orang. Kondisi ini menyebabkan akses jalan yang belum selesai pengerjaannya berdebu dan dikeluhkan pengunjung. 

Gubernur Banten Wahidin Halim mengatakan, kondisi berdebu di Gunung Luhur hanya berada di jalan menuju ke atas saja lantaran sedang ada pengerjaan jalan, sementara di puncaknya, justru memiliki pemandangan indah. 

"Saya lagi bangun jalannya, banyak yang bilang ngebul-ngebul, emang ngebul, tapi di atasnya ada negeri di atas awan yang sangat indah," kata Wahidin Halim di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Selasa (24/9/2019).

Baca juga: Wisatawan Diimbau Tidak Datang ke Negeri di Atas Awan hingga 3 Bulan Mendatang

Pengerjaan jalan menuju ke Gunung Luhur, kata Wahidin, sudah berlangsung sejak beberapa bulan lalu yang, dimulai dari Citorek. Saat ini perkembangannya tinggal dua kilometer lagi dengan target penyelesaian tiga bulan mendatang. 

"Dari awal saya promosi juga kan jalan sedang diperbaiki, menuju potensi alam Negeri di Atas Awan di situ, tiga bulan lagi lah, emang ngebul sekarang," kata dia. 

Lantaran masih ada pengerjaan jalan, Wahidin mengimbau wisatawan untuk tidak dulu berkunjung ke Gunung Luhur hingga tiga bulan mendatang hingga pengerjaan jalan selesai. 

Jika pengunjung tetap membeludak seperti kemarin, kata Wahidin, pengerjaan jalan juga bisa terhambat.

Wahidin juga mengatakan tidak ada rencana untuk menutup objek wisata yang terletak di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak tersebut.

"Boleh datang, tapi kalau bisa dipikirkan ulang tiga atau empat bulan ke depan, nanti malah seperti kemarin, malah tidak puas," kata dia.

Berita sebelumnya, pengelola Gunung Luhur, Sukmadi, sudah memberi penjelasan mengenai keluhan tersebut.

Baca juga: Negeri di Atas Awan Dikeluhkan Macet dan Berdebu, Ini Penjelasan Pengelola

 

Dia mengatakan, pengunjung yang mendapati debu di Gunung Luhur tidak datang tepat pada waktunya.

"Karena saking banyaknya pengunjung, sebagian enggak dapat informasi yang benar, kami dari pihak pengelola kasih info jika awan bisa dilihat mulai pukul 05.30 hingga 08.00 WIB," kata Sukmadi kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Senin (23/9/2019).

Sukmadi menduga, wisatawan yang mengeluh hanya melihat debu, karena datang pada siang hari. Saat itu, kata dia, memang banyak debu lantaran tengah ada pekerjaan jalan.

"Kalau dilihat di video sepertinya siang hari ya, karena sudah tidak ada awan dan wisatawan juga sedikit, kalau pagi hari di jalan tersebut banyak kabut, tidak panas seperti itu," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com