Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ridwan Kamil Sebut 3 Kabupaten di Jabar Belum Layak Anak

Kompas.com - 24/09/2019, 14:22 WIB
Reni Susanti,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

BANDUNG, KOMPAS.com – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, sebanyak 24 dari 27 kota/kabupaten di Jabar sudah memenuhi kriteria layak anak. Sisanya, tiga kabupaten lagi sedang mengejar ke arah layak anak.

“Tinggal tiga, Purwakarta, Pangandaran, dan Indramayu. Insya Allah setahun ke depan ada perubahan. 100 persen jadi kota/kabupaten layak anak,” ujar Ridwan usai menghadiri Gerakan Nasional #JamMainKita di Gedung Sate Bandung, Selasa (24/9/2019).

Baca juga: Soal UU KPK, Ridwan Kamil Harap Pemerintah Pusat Dengarkan Aspirasi Masyarakat

Pria yang biasa disapa Emil ini mengatakan, ada 24 kriteria yang harus dipenuhi kota/kabupaten untuk menjadi layak anak.

Ketiga daerah tersebut masih kurang dalam hal fasilitas publik.

Misalnya puskesmas layak anak, kantor layak anak, dan lainnya. Untuk itu, pihaknya sedang melakukan pembimbingan agar bisa memenuhi 24 kriteria tadi.

“Fasilitas publiknya belum dikonsepkan, sedang dibimbing. Tugas gubernur dan provinsi, saya yakin dalam waktu dekat berhasil,” ucap dia.

Emil mengatakan, anak-anak harus dibahagiakan. Sebab anak yang bahagia di masa kecil, cenderung memiliki sifat membahagiakan orang lain di masa depannya.

Jadi, membuat anak bahagia di masa kecil merupakan investasi untuk membuat mereka menjadi agen pembawa kebahagiaan di masa depan.

“Makanya jangan membuat anak sedih, apalagi stres, dan depresi,” ujar Emil.

Untuk membuat anak selalu bahagia, pihaknya bekerjasama dengan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) mengampanyekan permainan tradisional.

Dari penelitian yang dilakukan Yayasan Hong, di Jabar ada lebih dari 400 permainan tradisional sunda. Seperti boy-boyan, sondlah, hingga galah asin.

“Ini memperlihatkan adiluhung peradaban tatar Jabar terkait dengan kegembiraan tanpa teknologi. Termasuk mobil-mobilan pake jeruk bali. Saya dulu sering main mainan tradisional,” ujar dia.

Ketua LPAI, Seto Mulyadi mengungkapkan, 4 Mei 2018 pihaknya berbicara kepada Menteri Pendidikan Nasional di depan Presiden Jokowi tentang usulan permainan tradisional masuk ke kurikulum sekolah.

Baca juga: Soal Program Pulasara Jenazah, Ridwan Kamil: Urusan Kemanusiaan Tak Bisa Tunggu Lama

Seto mengatakan, ada lima inti dari pendidikan yakni etika, estetika, iptek, nasionalisme, olahraga/kesehatan.

Untuk permainan tradisional ini masuk dalam kategori olahraga/kesehatan.

“Kurikulum untuk anak, bukan anak untuk kurikulum. Sekolah adalah bagian pemenuhan hak anak. Sebab jika anak hanya diwajibkan belajar mereka bisa stres akhirnya bullying, tawuran, lari keluar jadi enggak mau belajar, belajar enggak mengasyikan,” ujar dia.

Karena itu, seorang anak tidak semuanya harus menjadi dokter. Istilahnya ada lima Rudy. Ada Rudy Habibie, Rudy Salam, Rudy Hartono, Rudy Hardisuwarno, dan Rudy Khaerudin.

“Semuanya (lima Rudy) hebat. Ada yang pintar smash, gunting, masak, semuanya hebat,” ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com