Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo Mahasiswa di Palembang Ricuh, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Kompas.com - 24/09/2019, 14:17 WIB
Aji YK Putra,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ribuan mahasiswa di depan gedung DPRD Provinsi Sumatera Selatan berakhir ricuh, Selasa (24/9/2019).

Berdasarkan pantuan Kompas.com, kericuhan itu bermula ketika mobil komando dari mahasiswa ingin merangsek masuk ke depan pintu pagar gedung DPRD Provinsi Sumsel.

Namun, permintaan itu ditolak polisi. Massa yang semakin memanas langsung melempari polisi dengan batu serta kayu.

Baca juga: Polisi Cari Provokator Kericuhan Unjuk Rasa Mahasiswa di Bandung

Petugas pun akhirnya menembakkan gas air mata serta tembakan dari mobil water canon.

Kapolresta Palembang Kombes Pol Didi Hayamansyah pun mencoba menenangkan massa. Namun massa kembali melempari polisi dengan batu.

Ribuan massa akhirnya dipukul mundur oleh ratusan petugas serta beberapa kendaraan taktis.

Beberapa mahasiswa yang diduga menjadi provokator diamankan petugas.

Hingga berita ini diturunkan, petugas dan mahasiswa masih terlibat bentrok.

Diberitakan sebelumnya, ribuan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Sumsel Melawan turun ke jalan untuk melakukan aksi penolakan RKUHP dan RUU Pertanahan yang rencananya akan disahkan oleh pemerintah serta DPR RI. Mereka juga menolak UU KPK hasil revisi.

Berdasarkan pantauan Kompas.com, ribuan mahasiswa yang tergabung dari seluh BEM se-Sumsel ini tumpah ke seluruh jalan protokol di Palembang dan melakukan aksi long march ke gedung DPR Provinsi Sumatera Selatan di jalan Pom IX.

Setelah melakukan aksi long march, para mahasiswa ini pun memblokade jalan di depan DPRD Provinsi Sumsel dan membuka mimbar bebas.

Baca juga: Pesan Sri Sultan untuk Demo Mahasiswa dan Aksi #GejayanMemanggil

Para petugas polisi yang berada di lokasi pun menutup jalan agar tak dilintasi oleh kendaraan.

"KPK yang dilemahkan dengan revisi UU KPK dan pimpinan bermasalah, RKUHP dan UU ITE yang mengancam demokrasi. RUU pertanahan, RUU Minerba, dan RUU SDA yang tidak berpihak pada rakyat, hingga agenda reforma agraria dan penyelesaian kasus HAM yang tak kunjung dituntaskan. Parahnya, aspirasi masyarakat tak kunjung didengarkan," kata Juru Bicara Sumsel Melawan, Jabbar Kala Lanang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com