Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bocah Berkelamin Ganda Selesai Cek Kromosom, Ini Hasilnya

Kompas.com - 24/09/2019, 13:02 WIB
Firman Taufiqurrahman,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

CIANJUR, KOMPAS.com – Orangtua dan keluarga AR (3), bocah yang mengalami kelainan kelamin asal Cianjur, Jawa Barat, kini bisa sedikit lega setelah mengetahui hasil cek kromosom AR.

Hasil pemeriksaan menyatakan AR sebagai laki-laki.

Namun, jalan panjang masih harus dilalui bocah asal Kampung Mareleng, Desa Kertamukti, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, itu untuk bisa benar-benar memiliki organ vital yang sempurna.

“Hasilnya (cek kromosom) 54 persen AR dinyatakan sebagai laki,-laki,” kata Ela Hayati (47), bibi AR, saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Senin (23/9/2019).

Baca juga: Keluarga AR, Bocah Berkelamin Ganda, Cemas Tunggu Hasil Cek Kromosom

Ela mengatakan, hasil medis dari pihak Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung itu disambut gembira, mengingat selaras dengan keinginan pihak keluarga dan AR sendiri.

“Soalnya anaknya juga selalu bilang ingin jadi laki-laki, ingin jadi cowok, lalaki. Begitu kalau bicara ke keluarga, kalau ada yang bercanda bilang dia perempuan, suka marah,” ujar Ela.

Meski organ intim perempuan pada tubuh AR cenderung lebih berfungsi sebagai saluran kencing, namun sejak lahir AR dinyatakan sebagai laki-laki.

“Sehingga sejak kecil oleh orangtua dan keluarga diperlakukan dengan pola asuh seorang anak laki-laki, sehingga sifat dan perilakunya lebih kentara laki-laki,” tutur Ela.

Meski begitu, AR belum bisa serta merta menjalani operasi, karena masih harus menjalani fase suntik hormon untuk pembentukan organ vital atau kelaminnya.

“Paling sedikit lima kali harus suntik hormon dulu untuk menambah ukurannya. Sekali suntik biayanya Rp700.000 dan itu informasinya tidak di-cover BPJS,” ujar Ela.

Pihak keluarga berharap, AR bisa menjalani operasi dengan lancar termasuk pembuatan saluran dan lubang pada alat kelaminnya nanti.

“Mudah-mudahan bisa normal jadi laki-laki seutuhnya. Kasihan juga sudah sebulan terakhir ini bolak-balik ke Bandung (diperiksa). Sekarang anaknya juga kurus, karena mungkin kelelahan,” ucap Ela.

Sebelumnya, Puskesmas Cipeuyeum menyebutkan, kendati kondisi AR dapat dikatakan belum mendesak.

Namun, perlu segera dilakukan tindakan operasi agar anak tersebut tidak minder atau kebingungan atas kondisi tubuhnya.

Terlebih, kondisi AR saat ini tengah memasuki fase palis pada tahapan perilaku psikoseksualnya, dan sedang dalam masa toilet training.

Sejak lahir, AR didiagnosis mengalami hipospadia dan kelainan undescended testis (UTD). Hipospadia sendiri merupakan kelainan pada lubang kencing yang tidak terletak di ujung kepala penis. 

Sedangkan Undescended Testis UDT merupakan suatu kondisi di mana penis tidak berada dalam kantung pelir.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com