Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wamena Papua Lumpuh, Masyarakat Lebih Memilih Mengungsi

Kompas.com - 24/09/2019, 08:30 WIB
Kontributor Wamena, John Roy Purba,
Farid Assifa

Tim Redaksi

WAMENA, KOMPAS.com - Sampai saat ini, aktivitas di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, lumpuh total.

Kebanyakan dari masyarakat lebih memilih mengungsi dari tempat tinggalnya, Selasa (24/9/2019).

Dari pantauan Kompas.com, saat ini terdapat beberapa lokasi yang menjadi tempat tinggal sementara para warga, yakni di Polres Jayawijaya, Kodim 1702/Jayawijaya, kantor DPRD, Koramil Kota Wamena, Subden Pom Wamena dan gedung serba guna milik pemerintah.

Pagi ini, kebanyakan warga pasrah dan berdiam diri di lokasi pengungsian. Ada juga yang mengecek kondisi rumah yang mereka tinggalkan pada saat aksi anarkistis para pelajar terjadi.

Baca juga: 7 Fakta Rusuh di Wamena: Hoaks, Korban Jiwa, hingga Dugaan Disusupi KNPB

Para pengungsi saat ini membutuhkan banyak bantuan, di antaranya tenda tempat tinggal sementara, bahan makanan, pakaian dan juga kebutuhan anak-anak.

Dandim 1702/Jayawijaya Letkol Inf Chandra Diyanto mengungkapkan, sampai tadi malam setidaknya ada sekitar 5.000 orang mengungsi di sejumlah lokasi pengungsian.

“Terkait pengungsian ini, kami memperkirakan akan terus bertambah,” ujarnya.

Dandim mengatakan, saat ini kesulitan yang dialami para pengungsi adalah logistik bahan makanan.

“Untuk di Kodim kami telah menyiapkan dapur umum dengan menggunakan sumber makanan yang ada di sini. Dan, para pengungsi juga berteduh di tenda-tenda yang telah disediakan,” katanya.

Sementara itu, Dansub Pomdam Wamena, Ah Purba mengatakan, ada sekitar 500 orang mengungsi di kantornya.

“Mereka ada yang tinggal di kantor dan ada juga di pekarangan kantor dengan menggunakan tenda,” katanya.

Akan tetapi, ia tak bisa menjamin kebutuhan bahan makanan untuk para pengungsi.

“Kita berharap ada bantuan dengan mereka, apalagi aktivitas perekonomian lumpuh,” paparnya.

Baca juga: Korban Tewas Kerusuhan Wamena Bertambah Jadi 21 Orang

Salah seorang pengungsi, Salmon mengatakan, pihaknya sangat membutuhkan uluran tangan pemerintah untuk bisa mendapatkan makanan dan tempat tinggal sementara.

“Kami sebenarnya tak ingin mengungsi. Tapi karena kami dalam kondisi trauma dan takut, lebih baik kami meninggalkan tempat tinggal dan mencari keselamatan di sini,” katanya.

Ia juga mengatakan, sampai saat ini tak bisa memastikan kondisi rumahnya setelah ditinggalkan mengungsi selama sehari ini.

“Lokasi tempat tinggal saya memang terdengar tidak ada dibakar. Namun, saya tidak bisa pastikan rumah dalam kondisi aman. Saya juga sedih melihat orang-orang di sekeliling saya rumahnya dibakar, dan tak ada satu pun yang bisa diselamatkan, selain mengamankan diri bersama keluarganya,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com