Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Prajurit TNI yang Gugur Saat Kerusuhan Jayapura, Luka Parah di Bagian Kepala

Kompas.com - 23/09/2019, 19:31 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Editor

KOMPAS.com - Satu anggota TNI atas nama Praka Zulkifli, anggota Yonif 751/Raider gugur diserang massa saat kerusuhan terjadi di Kota Jayapura, pada Senin (23/9/2019).

Wakapendam XVII/Cenderawasih, Letkol Inf Dax Sianturi, melalui rilis yang diterima Kompas.com, Senin, menjelaskan, korban sempat dilarikan ke rumah sakit usai diserang massa. 

Namun, luka di kepala bagian belakang begitu parah dan korban sempat mengalami pendarahan yang hebat. Sekitar pukul 12.30 WIT, Praka Zulkifli dinyatakan meninggal dunia.

"Almarhum Praka Zulkifli yang sedang beristirahat sejenak usai mengantar pasukan pengamanan tiba-tiba diserang oleh massa dengan menggunakan senjata tajam," ujar Dax.

Rencana pemakaman akan dikoordinasikan oleh Danyonif 751/Raider dengan keluarga korban.

Baca juga: TNI yang Gugur di Jayapura Dibacok Saat Sedang Beristirahat

 

Seperti diketahui, massa dari AMP tersebut menggelar aksi di depan Auditorium Universitas Cenderawasih (Uncen) Abepura untuk menuntut pendirian posko bagi mahasiswa Papua yang pulang dari studi di luar Papua.

Namun, aksi tersebut tidak mendapat izin, baik dari Polda Papua maupun dari pihak Rektorat Uncen.

Massa lalu difasilitasi petugas untuk kembali ke daerah Expo Waena dengan menggunakan kendaraan truk dan bus umum dengan dikawal aparat keamanan.

Korban saat itu diketahui mengangkut pasukan keamanan untuk mengawal massa AMP tersebut. 

"Sekitar pukul 11.00 WIT, setibanya di daerah Expo Waena, massa AMP yang baru turun dari kendaraan berbalik menyerang aparat keamanan yang mengawal mereka pulang," ungkapnya.

Sikap Gubernur Papua Lukas Enembe 

Gubernur Papua Lukas Enembe menyayangkan surat darinya tidak ditanggapi Aliansi Mahasiswa Papua (AMP).

Gubernur pun mengingatkan para mahasiswa untuk tidak berulah dan meminta mereka kembali ke kota studinya.

"Saudara hentikan seluruh kegiatan yang berbau kejahatan. Kalau you mau sekolah, kembali ke tempat studi kalau daerah itu dianggap aman," ujar Lukas, di Jayapura, Senin (23/9/2019).

Sumber: KOMPAS.com (David Oliver Purba, Dhias Suwandi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com