Sementara itu, Kepala Bandara Sentani Anthonius Praptono mengakui dihentikannya penerbangan ke Wamena karena alasan keamanan. “Memang benar penerbangan dari dan ke Wamena sudah dihentikan sementara tanpa batas waktu yang dipastikan. Setiap harinya sekitar 20 penerbangan ke Wamena dari Bandara Sentani,” katanya kepada Antara.
Baca juga: Operasional Bandara Wamena Dihentikan Sampai Batas Waktu yang Belum Ditentukan
Kontributor Kompas.com di Wamena, John Roy Purba, melaporkan, demonstran bersikap anarkistis hingga membakar rumah warga, kantor pemerintah, PLN, dan beberapa kios masyarakat.
Siregar, salah satu warga Wamena, mengaku rumahnya dibakar massa.
Nasib serupa dialami Silvi. Rumahnya di Jalan Putikelek, Wamena, juga hangus akibat dibakar massa.
"Kami salah apa? Kenapa rumah kami dibakar," kata Silivi.
Sementara itu, sejumlah pegawai Supermarket Yuda terluka akibat melompat dari lantai dua sesaat setelah tempat bekerjanya dibakar massa.
"Pegawai kami Yuda selamat. Tapi banyak di antara kami terluka karena lompat dari lantai 2," kata salah seorang pegawai.
Baca juga: Kerusuhan di Wamena Papua, Warga: Kenapa Rumah Kami Dibakar?
Kontributor Kompas.com di Kota Wamena, John Roy Purba, melaporkan, Kantor Bupati Jayawijaya yang berada di Jalan Yos Sudarso itu dibakar oleh massa demonstran yang bertindak anarkistis.
"Dalam pantauan kami, seluruh bangunan kantor bupati Jayawijaya hangus dibakar massa," kata John.
Selain itu, massa juga membakar rumah-rumah di jalan Homhom, Kota Wamena.
Massa juga terlibat bentrok dengan aparat kepolisian dan TNI.
Baca juga: Kantor Bupati Jayawijaya Dibakar Massa dalam Kerusuhan di Wamena Papua
"Wamena minggu lalu ada isu, ada guru yang mengeluarkan kata-kata rasis sehingga sebagai bentuk solidaritas mereka melakukan aksi," ujarnya di Jayapura.
Rudolf mengklaim kepolisian sudah mengonfirmasi isu tersebut dan memastikannya tidak benar.