Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Kabut Asap, Pengusaha Kerupuk Merugi Belasan Juta Rupiah

Kompas.com - 23/09/2019, 15:45 WIB
Hendra Cipta,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Barat, yang terjadi paling tidak dalam satu bulan terakhir, berdampak pada perekonomian para pelalu usaha kecil dan menengah (UKM).

Supaniyem, misalnya. Pemilik usaha rengginang dan kerupuk di Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, ini mengaku mengalami kerugian belasan juta rupiah.

"Jika hari normal. Saya biasa produksi 60 bungkus rengginang dan 40 bungkus kerupuk. Tapi sejak karhutla tidak ada produksi," kata Supaniyem kepada Kompas.com, Senin (23/9/2019).

Menurut dia, dalam satu hari produksi, dia bisa mendapatkan uang hasil penjualan sebesar Rp 1.190.000. Namun sudah 15 hari ini dia tidak melakukan produksi.

Baca juga: Kabut Asap Tutup Keindahan Lanskap Pegunungan dan Danau Laut Tawar

Selain karena berkurangnya permintaan, rengginang dan kerupuknya juga tidak bisa diproduksi secara maksimal dalam kondisi cuaca berkabut asap.

"Cuaca kan banyak debu. Dan, panasnya tidak stabil. Jadi berisiko, jadi tidak sehat dan keringnya tidak merata," ucapnya.

Supaniyem menerangkan, dia memproduksi 4 varian rasa rengginang, mulai dari rasa original, ketan hitam, balado dan terasi.

Sementara, kerupuk memiliki 7 varian rasa dengan dicampur tepung beras terigu dan kanji, di antaranya kerupuk bayam, kerupuk ubi, dan kerupuk jagung.

Menurut dia, 100 bungkus rengginang dan kerupuk yang diproduksi itu setiap harinya diambil langsung oleh pembeli.

Supaniyem berharap, asap segera mereda, sehingga dia ia bisa kembali memproduksi rengginang dan kerupuk.

"Pembeli (rengginang dan kerupuk) ambil sendiri ke rumah, ada yang dibawa ke Kabupaten Sintang dan Ketapang, serta sekitar Kecamatan Rasau," ucapnya.

Sementara itu, Diego, pendamping pemberdayaan UKM Rumah Zakat Kota Pontianak mengatakan, kabut asap di Kalimantan Barat menghalangi masuknya panas dari sinar matahari untuk mengeringkan rengginang dan kerupuk.

Selain itu, kabut asap juga dikhawatirkan membuat rengginang dan kerupuk yang dijemur menyerap zat berbahaya dari udara yang tidak bersih.

"Sejauh ini UKM mengeluhkan kondisi kabut asap ini menganggu proses produksi," kata Diego.

Selain menghambat produksi, kabut asap juga berdampak pada permintaan konsumen.

Baca juga: Kabut Asap Kembali Ganggu Aktivitas Bandara di Banjarmasin, 7 Pesawat Delay

 

Orang-orang lebih banyak menguruangi aktifitas di luar rumah untuk menjaga kesehatan. Hal ini disinyalir menyebabkan permintaan dari konsumen menurun dan barang-barang yang dititip jual ke warung belum habis terjual.

"Kita berharap bahwa musibah atas kabut asap akibat dari pembakaran lahan segera berlalu," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com