Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat soal Izin ke Toilet, Siswa Dianiaya dan Dikeluarkan dari Sekolah

Kompas.com - 23/09/2019, 09:41 WIB
Junaedi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com –  Karena berdebat dengan gurunya, RB, seorang siswa Madrasah Aliyah Izzatul Maarif di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, dikeluarkan dari sekolahnya.

Kepala sekolah menilai, siswanya tersebut melanggar etika berat hingga yang bersangkutan diminta mencari sekolah lain.

Pemicunya sepele, siswa itu meminta izin buang air kecil namun ditolak guru hingga berujung pada perdebatan di kelas.

Buntutnya siswa dipukul guru hingga dikeluarkan dari sekolah secara tidak hormat.

Orangtua siswa, Pallaupa, pun bingung mendapat kabar anaknya tiba-tiba dikeluarkan dari sekolah menjelang semester.

Baca juga: Cerita Lengkap Siswa Tampar Wajah Wakil Kepala Sekolah karena Tak Terima Ditegur Rapikan Seragam

 

Pallaupa berusaha mendatangi pihak sekolah di Dusun Tappina, Desa Mirring, Kecamatan Binuang, Polewali Mandar, untuk mempertanyakan kejelasan masalah itu.

Sayangnya, saat hendak ditemui, kepala MA dan guru tidak ada di sekolah. Padahal, orangtua siswa itu sudah menunggu di sekolah selama 3 jam untuk minta klatifikasi.

“Saya ini datang ke sekolah hendak mengkalarifikasi langsung dengan pihak sekolah, apa masalahnya anak saya tiba-tiba dikeluarkan dari sekolah. Kalau alasannya hanya mendebat guru, menurut saya itu tidak cukuo beralasan mengeluarkan siswa dari sekolah,” kata Pallaupa kepada wartawan yang menemuinya di sekolah, Senin (23/9/2019).

 

Kronologi kejadian

Pallaupa yang mengutip keterangan sepihak anaknya, mengaku pemicunya masalah sepele.

Awalnya, RB yang tengah belajar di kelas hendak buang air kecil karena mengaku kebelet. Namun permintaan izin ke toilet itu ditolak guru. Alasannya guru itu khawatir RB malah bolos dari sekolah.

Guru dan siswa pun terlibat perdebatan di kelas hingga terlontar kata-kata yang dinilai kedua belah pihak tak layak.

“Mulanya saya minta izin buang kecil karena sudah tidak bisa tahan, namun tidak diizinkan. Saya lalu bertanya kenapa, Pak, guru saya malah menggap saya lancang, bahkan sempat saja diajak duel. Tapi saya bilang masa ada siswa melawan gurunya,” jelas Pullaupa

 

Menurut Pallaupa, guru yang mengajak anaknya duel di sekolah adalah tidak pantas.

Selain itu, Pallaupa juga menilai, keputusan kepala sekolah mengeluarkan anaknya karena tidak santun dan melanggar etika juga tidak cukup beralasan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com