Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Koalisi Masyarakat Sipil Sindir soal Tumpahan Minyak di Sela Pesta Laut

Kompas.com - 22/09/2019, 18:26 WIB
Farida Farhan,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

KARAWANG, KOMPAS.com - Di sela nadran laut yang digelar serentak dari 22 muara di Kabupaten Karawang, sejumlah orang dari Koalisi Masyarakat Sipil (Kormas) Karawang menggelar aksi protes terhadap tumpahan minyak mentah di laut Karawang, Minggu (22/9/2019).

Mereka membentangkan spanduk di perahu nelayan bertuliskan HUT Karawang diracuni minyak. Juga beberapa poster yang diantaranya bertuliskan save our ocean dan Pemkab Karawang jangan diam.

Peserta aksi menyertai keberangkatan nelayan yang melarung dongdang dan warga yang hendak menyaksikan pesta laut.

"Aksi ini sebagai sindiran kepada Pemerintah Kabupaten Karawang agar lebih aktif terhadap apa yang terjadi di pesisir Karawang, khususnya daerah yang terdampak tumpahan minyak," kata Perwakilan Kormas Karawang Yuda Febrian Silithonga kepada Kompas.com usai aksi di Muara Cipucuk, Desa Pusakajaya Utara, Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang.

Baca juga: Warga Terdampak Tumpahan Minyak Dapat Kompensasi Awal Rp 900.000

Yuda mengatakan, pihaknya juga mendorong pemerintah pusat untuk mengaudit Pertamina terkait kebocoran sumur YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ).

Kelalaian, bukan bencana alam

Menurutnya kebocoran tersebut merupakan kelalaian, bukan bencana alam seperti yang dinarasikan Pertamina.

Ia menyebutkan, kebocoran minyak mentah bukan pertama kali terjadi. Sebab, pada 2015 juga terjadi kebocoran di offshore Pertamina di lepas Pantai Karawang.

"Kami tak ingin kembali terulang dan menimpa anak cucu, generasi penerus di pesisir utara Karawang. Karenanya, kami juga menyarankan agar eksplorasi minyak di lepas laut Karawang ditiadakan.

Berangkat dari hal tersebut, Kormas Karawang mendorong Pemkab Karawang melakukan gugatan terhadap Pertamina.

Somasi terbuka terhadap Bupati dan Wakil Bupati Karawang sudah dilayangkan.

Baca juga: Bangkai Lumba-Lumba Ditemukan, Diduga Mati karena Tumpahan Minyak

Mendesak Pertamina

Mereka meminta Bupati Karawang dan wakilnya mendesak Pertamina segera memulihkan ekosistem pesisir, bukan sekedar pemberian kompensasi.

"Kami memberi waktu Pemkab Karawang selama 30 hari terkait sosmasi terbuka tersebut," katanya.

Munculnya gelembung gas disertai tumpahan minyak dari sumur YYA-1 di lepas pantai Karawang terjadi sejak 12 Juli 2019.

Saat ini Pertamina menggunakan metode relief well alias sumur baru (YYA-1RW) untuk menginjeksikan fluida berupa lumpur berat, agar sumur YYA-1 bisa ditutup permanen.

Pertamina menyebut kompensasi tahap awal sebesar Rp 900.000 per bulan per orang sudah diberikan kepada masyarakat Karawang yang terdampak.

Baca juga: Limbah Tumpahan Minyak Pertamina Masih Cemari Kepulauan Seribu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com