PEKANBARU, KOMPAS.com - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) semakin pekat menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru, Riau, Minggu (22/9/2019).
Bencana ini, membuat warga terpaksa mengungsi ke luar daerah.
Warga mengungsi, karena sudah tidak tahan lagi menghirup udara yang sudah masuk kategori berbahaya.
Hal itu diungkapkan, Peti (39), salah seorang warga yang ditemui Kompas.com di terminal keberangkatan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru, Minggu siang.
Baca juga: Akibat Kabut Asap, Penumpang Bandara Pekanbaru Pilih Pindah ke Bandara Padang
"Saya mengungsi dulu ke Jakarta, karena asap masih parah. Lagipula libur anak sekolah juga diperpanjang sampai 30 September 2019," ucap Peti.
Dia saat itu bersama seorang anaknya, sedang menunggu jadwal keberangkatan pesawat menuju Jakarta. Ibu dan anak ini juga tampak mengenakan masker.
Peti mengaku belum memastikan sampai kapan mengungsi ke Jakarta. Tapi, yang jelas, dia dan anaknya pergi ke ibu kota itu untuk mencari udara bersih.
"Suami juga ikut. Tapi gak lama di Jakarta, karena dia kerja. Kalau saya sama anak, mungkin sampai nunggu kondisi udara (di Pekanbaru) mulai membaik," kata warga Kecamatan Rumbai, Pekanbaru ini.
Baca juga: Cerita Bayi 8 Bulan Batuk dan Muntah Akibat Kabut Asap Riau, Diungsikan Orangtuanya ke Medan
Warga lainnya yang meninggalkan Kota Pekanbaru karena kabut asap, Susan (52).
Warga Jalan Paus, Kecamatan Marpoyan Damai, ini mengaku mengungsi ke Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan