Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pemuda Asal Sragen Berbobot 140 Kg, Mesin Timbangan Rusak hingga Sehari Makan 8 Kali

Kompas.com - 22/09/2019, 07:00 WIB
Labib Zamani,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

Setelah memasuki usia remaja, porsi makan Sungadi pun sudah mulai berkurang. Namun, porsi minumnya sangat banyak. Sungadi paling suka air putih dingin, tapi tidak suka minuman manis. 

Suwarno mengatakan, dokter penah mengambil sampel darah Sungadi untuk mengetahui penyebab berat badannya bertambah.

Setelah dicek di laboratorium, hasilnya tidak ditemukan adanya tanda-tanda gejala penyakit.

Hasil pengecekan memperlihatkan Sungandi normal dan sehat. 

Tak pernah sekolah

Sungadi seharusnya sudah lulus SMA. Namun, karena keterbatasan ekonomi dan kondisi berat badannya, membuat Sungadi putus sekolah.

"Belum pernah sekolah, bicaranya juga tidak jelas. Kalau diajak bicara nyambung," ujar dia.

Meskipun tidak sekolah, kata Suwarno, Sungadi tergolong anak yang ringan tangan.

Sungadi selalu membantu tetangga yang membutuhkan tenaganya. Berapapun upah yang diberikan selalu diterima dengan ikhlas.

"Kalau ada orang bangun rumah atau apa gitu ikut membantu. Setiap ada orang bangun rumah pasti ikut kerja di situ bantu-bantu. Pernah saya minta untuk di rumah saja, tidak mau. Pernah waktunya berangkat kerja tidak saya bangunkan malah menangis," ujar Suwarno.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com