Pengendara sepeda motor lainnya, Akmal (33) mengatakan, semua anggota keluarganya diwajibkan menggunakan masker untuk menghindari dampak langsung dari kabut asap yang tidaks sehat.
"Sebenarnya enggak mau keluar tadi, tapi ada yang perlu dibeli, anak-anak jadi mau ikut. Kalau enggak ada perlu enggak sanggup (keluar), karena udara berbahaya," kata Akmal.
Baca juga: Jumat Malam, Kualitas Udara di Pekanbaru di Level Berbahaya
Akmal dan keluarganya bahkan berencana pindah sementara ke Sumatera Barat (Sumbar) karena asap semakin hari semakin pekat dan membahayakan.
"Kalau asap belum hilang, awal bulan depan istri dan anak-anak saya ungsikan ke Sumbar. Tapi, mudah-mudahan aja asap cepat hilang," kata Akmal.
Memasuki pekan kedua, kabut asap masih menyelimuti wilayah Kota Pekanbaru, Riau. Kualitas udara masuk dalam level berbahaya.
Kabut asap berdampak terhadap kesehatan. Warga mengeluhkan sesak napas, batuk, iritasi mata, pusing dan muntah-muntah.
Sementara tim Satgas Karhutla Riau hingga kini juga terus berupaya memadamkan api.
Namun, asap di Pekanbaru tidak hanya karena karhutla di Riau saja, tapi juga asap kiriman dari karhutla di Jambi dan Sumatera Selatan (Sumsel).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.