Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lahan Gambut Bekas Karhutla di Kalbar Bakal Ditanami Ubi Kayu dan Nanas

Kompas.com - 21/09/2019, 12:03 WIB
Hendra Cipta,
Jessi Carina

Tim Redaksi

PONTIANAK, KOMPAS.com - Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Kalimantan Barat Heronimus Hero mengatakan, pihaknya telah memetakan, sedikitnya 182 desa di Kalbar berada di kawasan gambut dan rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Untuk mencegah karhutla, mereka akan memberikan program-program sesuai dengan kebutuhan seperti penanaman ubi kayu dan nanas di lahan gambut.

Menurut dia, pada umumnya, lahan pertanian yang terbakar merupakan lahan yang tidak produktif. Oleh karena itu, lahan harus dibuat produktif salah satunya dengan ditanami.

"Selain itu juga, kami pasti akan melakukan pembinaan terus, lewat penyuluh, supaya semakin mengubah pola pikir masyarakat ke pertanian menetap," kata Hero, Jumat (20/9/2019).

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Barat seperti menjadi rutinitas tahunan. Oleh karena itu, penting dibuat kebijakan terobosan dari seluruh sektor untuk melakukan penanggulangan seperti pada lahan pertanian pangan.

Baca juga: Polda Riau Sudah Tetapkan 53 Tersangka Karhutla

Hero menilai, lahan pertanian pangan di Kalbar yang terbakar di tahun ini tidak besar.

Dia mengatakan salah satu penyebab adanya kebakaran di lahan pertanian adalah masih minimnya saluran air mikro, seperti parit-parit kecil.

"Itu penting sekali untuk menjaga tanah agar tetap basah. Maka dari itu, fokus ke depan adalah bagaimana membuat parit-parit di sawah, yang jadi wadah mendukung pertanian," ucapnya.

Luncurkan aplikasi Go Farm

Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Hortikultura Kalbar saat ini tengah mempersiapkan aplikasi berbasis android bernama Go Farm.

Salah satu fungsi aplikasi itu adalah akan menerima usulan dari masyarakat petani yang berkaitan dengan kebutuhan mereka.

"Aplikasi ini akan membantu untuk menerima usulan dari seluruh masyarakt petani. Baik itu dari pembangunan infrastruktur maupun bantuan lain," ucapnya.

Tidak terlalu berdampak

Selama musim karhutla ini, Dinas Pertanian mengaku setiap hari menggelar briefing bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBF) Kalbar. Tujuannya untuk memetakan wilayah terbakar, apakah itu masuk lahan pertanian, perkebunan, atau semak belukar.

Hero menerangkan, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi sekarang ini tidak terlalu berdampak pada hasil panen.

"Sejauh ini, belum ada laporan gagal panen. Karena standar kami, gagal panen itu ketika kerugian di atas 25 persen," ucapnya.

Jika pun ada laporan, itu akan terlebih dahulu verifikasi, dan lihat jumlah kerugiannya.

"Sejauh ini masih wajar. Dan bisa panen. Tiap bulan ada laporan soal itu. Kalau ada yang bilang gagal panen, itu belum resmi dan harus diverifikasi oleh petugas," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com