Namun, Nurazmi mengaku tidak tahu lokasi posko pengungsian yang mesti dituju. Mau tak mau dia terpaksa bertahan di rumah.
"Saya enggak tau dimana ada posko pengungsian. Kalau posko kesehatan ada tadi dekat rumah. Jadi, ya bertahan di dalam rumah aja, meski enggak ada AC. Tapi pintu saya tutup terus," katanya.
Sebagaimana diketahui, kabut asap pekat akibat keserakahan pembakar hutan dan lahan, sudah lebih dari sepekan menyelimuti wilayah Riau. Kondisi udara sangat tidak sehat hingga berbahaya.
Baca juga: Hibur Pengungsi Kabut Asap Pekanbaru, Komunitas Ini Sediakan Buku Bacaan
Kabut asap sangat pekat, terpantau Kompas.com di perbatasan Kota Pekanbaru dengan Kabupaten Kampar. Jarak pandang di jalan lintas penghubung Riau-Sumatera Barat ini, hanya sekitar 300 meter.
Dampak kabut asap sudah banyak dirasakan warga. Mulai dari batuk, sesak napas, demam, pusing dan muntah.
Sementara itu, tim Satgas Karhutla di Riau masih terus berupaya memadamkan api. Berbagai cara dilakukan petugas untuk meminimalisir kebakaran dan kabut asap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.