PONTIANAK, KOMPAS.com - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali menimbulkan kabut asap pekat di hampir seluruh wilayah Kalimantan Barat.
Berdasarkan pengolahan data Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Jumat (20/9/2019), terpantau 1.431 titik panas di Kalbar.
Jumlah titik panas itu paling banyak ditemukan di Kabupaten Ketapang, yakni 1.061 titik.
Kemudian, disusul Kabupaten Kayong Utara 128 titik, Melawi 64 titik, Kubu Raya 54 titik, dan Sintang 36 titik.
Sementara itu, berdasarkan informasi konsentrasi partikulat (PM10) yang dilansir dari laman Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pontianak, kualitas udara hari ini jauh melampaui nilai ambang batas (NAB), yakni 495.05 µgram/m3.
Angka tersebut yang artinya masuk kategori berbahaya.
Baca juga: Polda Jatim Tetapkan Veronica Koman sebagai Buronan
Pantauan terakhir BMKG pada Jumat, pukul 13.53 WIB.
Sebagaimana diketahui, NAB adalah batas konsentrasi polusi udara yang diperbolehkan berada dalam udara ambien. Nilai ambang PM10 = 150 µgram/m3.
Sementara itu, kebakaran hutan dan lahan nyaris menghanguskan komplek perumahan Nuansa Serdam Residence di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Jumat (20/9/2019).
Sejumlah warga memilih mengungsi, karena api dan kabut asap yang semakin pekat.
Humam salah satu warga mengatakan, api dari hutan itu sangat cepat merambat ke kawasan perumahan. Bahkan jaraknya sudah mencapai sekitar 10 meter.
"Rumah saya persis dekat dengan api. Saat ini saya mengungsi. Kasihan istri saya, dia sedang hamil," kata Humam.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harrison menyebut, kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mengakibatkan sedikitnya 6.025 warga menderita infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Dia merinci, penderita ISPA di Kalbar menyasar hampir di semua rentang usia, yang meliputi bayi di bawah 5 tahun, anak-anak, dewasa dan orang lanjut usia.
Untuk penanggulangannya, Dinas Kesehatan seluruh wilayah Kalbar telah membagikan sebanyak lebih dari 80.000 masker kepada masyarakat.
Dinas Kesehatan Kalbar juga telah mengerahkan seluruh Puskesmas di daerah untuk mengintensifkan manajemen terpadu balita sakit (MTBS) dengan menyasar balita dan anak-anak.
Baca juga: Tertangkap Mencuri Stupa Kepala Buddha, Dua Bule Divonis 2 Minggu Kurungan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.