Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Udara di Palembang Masuk Level Berbahaya, 5 Penerbangan Delay

Kompas.com - 20/09/2019, 12:18 WIB
Aji YK Putra,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

PALEMBANG, KOMPAS.com - Kualitas udara di Kota Palembang terus mengalami penurunan akibat secara terus-menurus diselimuti kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera Selatan.

Berdasarkan pantauan dari situs bmkg.go.id, partikulat atau PM 10 di Palembang telah menembus angka 372.36 mikrogram per meter kubik dan berada di level berbahaya pada pukul 07.00 WIB, Jumat (20/9/2019).

Kemudian, pada pukul 08.00WIB PM 10 masih berada di level berbahaya dengan nilai 373.39 mikrogram per meter kubik.

Lalu pukul 09.00 WIB, PM 10 menurun di angka 302.83 mikrogram per meter kubik dan berada di level sangat tidak sehat.

Baca juga: Sekring Putus, Alat Pemantau Udara BMKG Palembang Mati 6,5 Jam

Kasi Observasi dan Informasi BMKG SMB II Palembang Bambang Benny Setiaji menjelaskan, angin permukaan umumnya dari arah timur-tenggara dengan kecepatan 4-20 knot (7-36 km/jam) mengakibatkan potensi masuknya asap akibat karhutla ke wilayah Kota Palembang dan sekitarnya.

Sumber dari LAPAN pada (19/9/2019) tercatat beberapa titik panas di wilayah sebelah timur-selatan Kota Palembang dengan tingkat kepercayaan di atas 80 persen yang berkontribusi asap ke wilayah Kota Palembang yakni di wilayah SP Padang, Banyu Asin I, Pampangan, SP Padang, Pedamaran, Tulung Selapan, Cengal, Pematang Panggang, dan Mesuji.

Intensitas asap (smoke) umumnya meningkat terjadi pada dini hari menjelang pagi hari (01.00-07.00 WIB). Ini karena labilitas udara yang stabil pada saat tersebut.

Fenomena asap sendiri diindikasikan dengan kelembaban yang rendah dengan partikel-partikel kering di udara yang dihasilkan dari proses pembakaran, hal ini berpotensi diperburuk jika adanya campuran kelembaban yang tinggi (partikel basah/uap air) sehingga membentuk fenomena kabut asap (smog).

Baca juga: Udara Palembang di Level Tidak Sehat, Dinkes Sumsel Belum Sediakan Safe House

"Jarak pandang tertinggi yang tercatat di Bandara SMB II Palembang pada tanggal 19 September 2019 ialah 10 kilometer dan terendah pada pagi hari tanggal 20 September 2019 berkisar 700-1000 meter dengan kelembaban 85-94 persen dengan keadaan cuaca asap yang berdampak lima penerbangan mengalami delay," kata Bambang.

Bambang menerangkan, berdasarkan model prakiraan cuaca BMKG, potensi hujan akan terjadi dalam rentang waktu pada 23-24 September 2019 di wilayah Sumatera Selatan.

Pada 23 September 2019 peluang hujan 20-40 persen untuk Sumsel bagian timur dan 40-80 persen untuk Sumsel bagian barat untuk peluang hujan minimal 10 mm.

Pada 24 September 2019 peluang hujan 40-80 persen untuk seluruh wilayah Sumsel untuk peluang hujan minimal 10 mm.

"BMKG Sumatera Selatan mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam bertransportasi pada pagi hari (04.00-07.00 WIB) dan pada sore hari (17.00-19.00 WIB) seiring potensi menurunnya jarak pandang,"

"Senantiasa menggunakan masker dan mengonsumsi banyak air saat beraktivitas di luar rumah untuk menjaga kesehatan, mengimbau masyarakat tidak melakukan pembakaran, baik itu sampah rumah tangga maupun dalam pembukaan lahan pertanian/perkebunan dan menganjurkan masyarakat melakukan shalat Istisqo (bagi yang Muslim) dan sesuai ibadahnya masing-masing untuk yang beragama lain untuk turunnya hujan," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com