Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Lengkap Gempa Tuban 2 Kali di Laut Jawa, Analogi Segitiga hingga Terasa Sampai Bandung dan Bima

Kompas.com - 20/09/2019, 10:10 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Gempa mengguncang wilayah Laut Jawa pada Kamis (19/9/2019) siang. Gempa yang dijuluki Gempa Tuban tersebut terjadi dua kali dengan selisih waktu 25 menit dan jarak episenter 21 km dengan kedalaman 648 km.

Gempa terjadi pada pukul 14.06 WIB dan pukul 14. 31 WIB.

Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo   M 6,1 dan M 6,0.

Episenter gempa pertama terletak pada koordinat 6,1 LS dan 111,86 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 88 km arah timur laut Kota Rembang, Kabupaten Rembang, Propinsi Jawa Tengah pada kedalaman 620 km.

Episenter gempa kedua terletak pada koordinat 6,24 LS dan 111,84 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 75 km arah timur laut Kota Rembang, Kabupaten Rembang, Propinsi Jawa Tengah pada kedalaman 623 km.

Gempa Tuban dirasakan di Bandung hingga Bima.

 

Analogi segitiga

Gempa bumi.Shutterstock Gempa bumi.
Dilansir dari Kompas.com, Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa yang dalam cenderung memiliki sebaran lebih luas.

Daryono menganalogikan gempa dalam dan gempa dangkal dengan segitiga sama sisi berukuran besar dan berukuran kecil.

Segitiga besar sama seperti gempa dalam yang memiliki jangkauan sebaran lebih luas.

Sementara segitiga kecil adalah gempa dangkal dengan jangkauan sebaran lebih sempit.

"Jika segitiga itu dibalik, maka segitiga yang kecil akan lebih kecil," kata dia.

Baca juga: Gempa Tuban 2 Kali di Laut Jawa, Kok Terasa Sampai Bandung dan Bima?

Daryono pun mengatakan, gempa dengan hiposenter dalam yang melebihi 300 kilometer di bawah permukaan, merupakan fenomena sebagai alam yang menarik karena jarang terjadi.

"Gempa ini dirasakan dalam wilayah yang luas dari Bandung hingga Lombok. Hal ini disebakan hiposenternya yang dalam sehingga spektrum guncangan dirasakan dalam wilayah yang luas," jelas Daryono.

Ia juga menjelaskan Gempa Tuban sangat menarik untuk dikaji, karena Gempa Tuban menjadi bukti bahwa aktivitas subduksi Lempeng Indo-Asustralia di Kedalaman 500 km di bawa laut masih aktif.

Di bawah Laut Jawa, menurut Daryono, Lempeng Indo-Australia menunjam dan menukik curam hingga kedalaman lebih dari 600 kilometer.

Baca juga: Gempa Tuban 2 Kali Guncang Busur Jawa dan Bali, Terasa Sampai Bima

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com