Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Ibu Ini Mengaku Terpaksa Membawa Anak Mereka Mengemis, Ini Alasannya...

Kompas.com - 19/09/2019, 20:00 WIB
Dewantoro,
Khairina

Tim Redaksi

 

MEDAN, KOMPAS.com - Efi Sanora Sihombing (28) terduduk di pojok Ruang Curhat Helvetia di kantor Polsek Medan Helvetia, Kamis siang tadi (19/9/2019).

Warga Jalan Padang, Gang Perintis, Kelurahan bantan, Kecamatan Medan Tembung ini mengaku keadaan memaksanya membawa serta dua anaknya yang masih berusia 6 tahun dan 2,5 tahun  untuk mengemis

Anaknya yang berusia 6 tahun, kata dia, baru duduk di kelas 1 SD. Kepada wartawan dia mengatakan, keadaan ekonomi yang berat dia terpaksa meminta-minta di jalan.

Aktivitasnya itu dilakukan untuk menutupi kebutuhan keluarga.

Baca juga: Terungkap, 20 Anak Dijadikan Pengemis, Malam Hari Disuruh Minta-minta di Jalan

Efi mengaku dulunya pernah kerja di sebuah rumah makan. Namun anaknya berbuat sesuatu sehingga uang yang diterimanya habis untuk mengganti rugi. 

"Semenjak itu saya berhenti kerja dan fokus menjaga anak," katanya. 

Namun, seiring perjalanan karena dirinya tak lagi memiliki pekerjaan, dia pun mencoba untuk mengemis karena merasa tidak akan cukup jika hanya mengandalkan pendapatan dari suaminya yang merantau ke luar kota dan baru pulang setelah dua bulan sekali. 

"Untuk menutupi kebutuhan lah saya lalu coba-coba jadi pengemis. Ini sudah dua bulan lah," katanya.

Efi mengaku baru keluar pada pukul 18.00 WIB dan pulang pukul 22.00 WIB. Dengan selang waktu itu, dia biasanya bisa mengumpulkan uang antara Rp 30 ribu - Rp 50 ribu.

Dia merasa nilai tersebut cukup untuk makan.

"Saya tahu enggak boleh bawa anak. Saya tahu salah," katanya.

Hal serupa diungkapkan Rini Sibuea. Dia sudah enam bulan mengemis, tepatnya setelah suaminya meninggal dunia.

Pekerjaan yang sebelumnya tidak bertahan lama sehingga mengemis menjadi jalan terakhirnya.

Dia juga membawa serta dua anaknya yang masih berusia 6 tahun dan 1,5 tahun.

"Sebenarnya ada anaknya satu lagi. Umurnya 4 tahun. Tapi dia tidak ikut karena mempunyai penyakit sesak," katanya.

"Kadang dapat Rp 50 ribu, kadang enggak ada dapat sama sekali. Ini hanya untuk menutupi kebutuhan hidup. Saya banyak utang, makanya harus kerja begini," akunya.

Baca juga: 6 Pengemis Ditangkap Saat Asyik Berjudi di Penginapan

Ketika ditanya kenapa bersama dengan orang lainnya, dia mengaku hanya sebagai kebetulan saja ketemu di jalan.

Rini juga mengaku uang yang didapatkannya tidak diberikan kepada siapa pun.

"Ongkos pergi dan pulang Rp 15 ribu. kalau ditanya pendapatannya untuk apa, ya untuk bayar uang sekolah dan kebutuhan hidup," katanya.  

Diberitakan sebelumnya, Polsek Medan Helvetia mengamankan 20 anak dan 5 perempuan dewasa karena meminta-minta di malam hari di sejumlah titik membawa serta anak-anak di bawah umur.

Kapolrestabes Medan Kombes Pol Dadang Hartanto mengatakan, penanganan mereka menjadi sasaran prioritas karena aktivitas mereka membawa anak-anak di bawah umur. 

Menurutnya, Kota Medan tidak boleh ada pengemis yang membawa serta anak-anak, terutama di bawah lima tahun.

Sementara itu, Kapolsek Medan Helvetia Kompol Sah Udur Sitinjak mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan belum menetapkan tersangka.

Kepala Dinas Sosial Kota Medan, Endar S. Lubis mengatakan, solusi yang akan diberikan adalah mememberikan keterampilan kepada mereka agar dapat meningkatkan perekonomian mereka.

Selain melakukan assesment pihaknya juga akan melakukan kunjungan ke rumahnya.

Jika ditemukan fakta bahwa orangtua tidak bertanggung jawab, maka anaknya akan diangkat menjadi anak negara dan dirawat di rumah penampungan untuk dididik. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com