Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Udara di Dharmasraya Memburuk, Libur Sekolah Diperpanjang hingga 20 September

Kompas.com - 19/09/2019, 18:18 WIB
Perdana Putra,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

PADANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat, memperpanjang libur siswa mulai dari PAUD hingga SMA di daerah itu hingga 20 September mendatang.

Sebelumnya, Pemkab Dharmasraya sudah mengeluarkan surat edaran Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan tentang libur sekolah siswa dari 17-19 September.

"Kondisi udara semakin memburuk sehingga libur sekolah siswa diperpanjang hingga 20 September," kata Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan, yang dihubungi Kompas.com, Kamis (19/9/2019).

Baca juga: Kondisi Udara di Dharmasraya Memburuk, Penderita ISPA Meningkat Tajam

Sutan Riska menyebutkan, surat edaran yang ditandatanganinya tertanggal 19 September itu selain memperpanjang libur sekolah juga mengimbau wali murid supaya mengawasi siswa untuk tidak keluar rumah.

"Kami imbau wali murid menjaga siswa agar tidak keluar rumah. Kondisi udara semakin buruk dan berbahaya bagi kesehatan," kata Sutan Riska.

Kendati siswa diperpanjang liburnya, namun kepala sekolah beserta majelis guru tetap masuk kerja untuk melaksanakan kegiatan administrasi dan penyelesaian media belajar.

"Kami minta agar seluruh pelajar tetap membaca dan berlatih pelajaran selama libur di rumah masing-masing dan diawasi orangtuanya," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, kondisi kualitas udara di Sumatera Barat yang terus menurun akibat asap membuat Pemerintah Provinsi Sumbar mengeluarkan surat edaran melarang siswa melakukan aktivitas di luar ruangan seperti kegiatan olahraga, upacara dan lainnya.

Surat edaran tertanggal 12 September itu yang ditandatangani oleh Wakil Gubernur Sumbar, Nasrul Abit, juga mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas di luar ruangan.

Baca juga: Kondisi Udara Semakin Memburuk, Sekolah di Dharmasraya Diliburkan 3 Hari

Menurut Nasrul, kualitas udara Sumbar yang terus memburuk terpantau oleh alat pantau kualitas udara yang dipasang Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumbar.

Sementara itu, Kepala DLH Sumbar Siti Aisyah mengatakan, menurunnya kualitas udara di Sumbar terpantau dari meningkatnya partikel debu PM 10.

Semula, PM 10 itu terpantau 25-20 mg/m3. Namun, dalam pemeriksaan pada 12 September meningkat tajam menjadi 96.

Sedangkan PM 2,5 sudah berada di ambang batas sehingga sudah sangat berbahaya.

Siti menyebutkan, untuk daerah-daerah perbatasan seperti Solok, Dharmasraya, Sijunjung dan lainnya, partikel debu tersebut malahan lebih besar dari 96.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com