Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Viral Acara Adat di Lampung Gunakan Senjata Api, Ini Penjelasan Polisi

Kompas.com - 19/09/2019, 12:14 WIB
Tri Purna Jaya,
Abba Gabrillin

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com – Sebuah video mengenai acara adat di Lampung Utara menjadi pembicaraan warganet.

Video tersebut menampilkan tiga orang menembakkan senjata api ke udara. Diduga, tiga senjata api itu adalah senjata api organik milik Polisi.

Video yang viral tersebut diunggah akun Instagram @seputar_lampung.

Video tersebut viral lantaran acara adat Lampung (Begawi) yang lazimnya dimeriahkan bunyi-bunyian menggunakan petasan atau mercon, justru menggunakan senjata laras panjang dan pendek.

Baca juga: Viral Video Pelanggar Lalu Lintas di Cianjur Bakar Motor, Ini Kata Polisi

Saat dikonfirmasi, Kepala Bidang Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad membenarkan bahwa tiga senjata yang ditembakkan di udara dalam video itu adalah senjata dinas Polri.

Ketiga oknum yang menembakkan senjata dalam video itu juga merupakan anggota kepolisian.

Menurut Zahwani, polisi dalam video tersebut sedang diperiksa oleh anggota Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Lampung.

“Ketiganya sedang dimintai keterangan oleh Bidang Propam Polda Lampung, karena senjata itu adalah senjata dinas,” kata Zahwani, Kamis (19/9/2019).

Video berjudul “Prosesi Begawi di Kotabumi, Lampung Utara Diwarnai Tembakan ke Udara” yang berdurasi sekitar 48 detik itu telah ditonton sebanyak 29.801 kali.

Dalam video terlihat seorang pria memakai jaket sweater berponco warna abu-abu menembakkan senjata laras panjang.

Sejumlah anak-anak yang berada di lokasi terlihat berebut memungut benda yang diduga selongsong peluru.

Tak lama berselang, seorang menggunakan jas hitam dan kopiah adat menembakkan senjata laras pendek sebanyak lima kali ke udara.

Kemudian, seseorang memakai batik merah dan berkopiah juga menembakkan senjata laras pendek sebanyak tiga kali ke udara.

Akun @seputar_lampung menyebutkan bahwa itu adalah video prosesi Begawi yang berlangsung di Jalan Abrati Kelurahan Kotabumi Udik, Kecamatan Kotabumi, Lampung Utara, pada Sabtu (14/9/2019).

Acara ini diikuti 7 keluarga besar, yaitu Mulang Maya, Kotabumi Tengah, Kotabumi Ilir, Gunung Sugih, Kotabumi Udik, Bumi Agung, dan Kota Alam.

Keesokan harinya, berlangsung kegiatan Cangget Agung, kegiatan turun mandi dan Pepadun atau pemberian gelar adat Lampung.

Pada kegiatan turun mandi dan Pepadun atau pemberian gelar adat Lampung, dilakukan tradisi turun temurun, yaitu membunyikan petasan atau menembakkan senjata api ke udara untuk memeriahkan proses pemberian gelar adat Lampung (sutan/pangeran).

Meski dijelaskan sebagai bagian dari prosesi Begawi, sejumlah warganet justru mempertanyakan penggunaan senjata api tersebut. Terlebih lagi, banyak anak-anak di lokasi itu.

“Apakah anggota polisi yang menembak itu ...apakah di perbolehkan ? Tanya min,” tulis akun @akhlis_rinaldi

“Apa orang yang menembakan tembakan itu memang kompeten untuk memegang senpi?” tulis akun @aanindyap

Namun, tak sedikit juga warganet yang menilai bahwa penggunaan senjata api itu adalah hal yang wajar, karena menyangkut adat istiadat setempat.

“Tolong jangan dibesar-besarkan? Ini lah akibat diplintir bahasa, tolong tanyakan sama perwatin Lampung, itu proses turun mandei!! Jadi buat kalian jangan langsung judge yang gak bener,” tulis akun @rizkisangun.

Baca juga: Cerita Penderita Asma yang Berjuang di Tengah Kepungan Kabut Asap

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com