Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/09/2019, 07:52 WIB
Nansianus Taris,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MAUMERE, KOMPAS.com - Di mana ada kemauan, pasti di situ ada jalan. Ungkapan ini sangat cocok untuk Leonard Renold Tanto (26), seorang pemuda asal Desa Nampung Lau, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, NTT. 

Pemuda yang sudah berusia 26 tahun ini sudah menempuh pendidikan tinggi hingga semester VIII di Widya Mandala Surabaya dengan Jurusan Ilmu Komunikasi. 

Renold bahkan sedang menyelesaikan skripsi. Tetapi, ia memilih berhenti kuliah dan melepaskan tulisan akhirnya itu begitu saja dengan alasan bosan. 

Ia pun mengaku tidak sedikit pun menyesal berhenti kuliah meski sudah menghabiskan waktu studi selama 4 tahun. 

Baca juga: Kisah Tati, Anak Kernet Bus yang Jadi Dokter Gigi: Jual Tanah hingga Dagang di Kampus untuk Biaya Kuliah

Renold juga mengaku kuliah dan ambil Jurusan Komunikasi tanpa cita-cita mau jadi apa. Tidak ada motivasi apa pun masuk jurusan itu. 

"Pada November 2014, saya memutuskan berhenti kuliah. Skripsi saya lepas. Saya pulang Maumere. Alasannya, saya bosan kuliah. Itu saja," kata pemuda yang kerap disapa Renold saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (18/9/2019) siang.

Ia menceritakan, setelah tiba di Maumere, ia langsung memikirkan apa yang harus dikerjakan agar tidak menganggur. Tidak sampai satu bulan di Maumere, ia memutuskan untuk beternak babi. 

Renold menceritakan, awalnya ia tidak mengerti sedikit pun tentang bagaimana beternak babi.

Dengan modal uang tiket, ia berangkat ke Bali dan Kupang untuk mempelajari bagaimana teknisnya orang beternak babi. 

"Selama di dua tempat ini saya belajar vaksin, kebiri, dan takaran obat untuk babi. Selebihnya saya lihat-lihat saja cara mereka merawat babi di kandang," katanya.

Renold mengatakan, ia memilih beternak babi itu punya alasan yang jelas. Prospek ternak babi di Maumere cukup bagus dan menjanjikan. 

"Acara apa saja di Maumere pasti butuh babi. Saya putuskan untuk ternak babi daripada tidak ada kerja," kata pemuda yang masih status lajang itu.

Renold mengisahkan, awal usaha ternak babi itu, ia mesti pinjam uang di Bank Nasional Indonesia (BNI) cabang Maumere untuk membeli babi. 

Menurutnya, meminjam uang di bank itulah yang membuat dirinya berani dan termotivasi untuk segera menjalankan usaha ternak babi.

Awalnya membeli 28 babi betina dan 2 jantan. Dari puluhan induk itulah pelan-pelan dihasilkan ratusan babi seperti sekarang ini.

"Per tahun itu hasil dari ternak babi ini ya, ratusan juta. Satu ekor babi kan dijual Rp 1 juta. Pada 2017 pernah hasil Rp 1 miliar. Sebelum dan sesudah, hasilnya Rp 700 juta dan Rp 800 juta. Tetapi, itu bukan hitung bersih. Kami kan beli pakan, vaksin, obat, dan gaji karyawan. Kalau bersih, ya sekitar Rp 500 juta," tutur Renold.

Tantangan

Ia menyebut, selama 4 tahun menjalani usaha ternak babi pasti mengalami tantangan.

Tantangan yang sering dialami itu adalah anak babi mati dan karyawan berhenti. 

Ia menyebutkan, pada 2016 sebagian induk dan anak babi kena penyakit huklera. Ada 5 induk yang mati dan puluhan anak babi yang mati karena penyakit itu.

"Saat itu sempat kecewa dan putus asa. Tetapi tetap bersyukur. Yang penting ada hasil. Saya selalu berpikir positif, setiap usaha pasti ada jatuh bangunnya. Pernah juga saya kerja sendiri. Urus makan dan bersihkan kandang. Tetapi, intinya tetap semangat dan tidak kehilangan harapan," kata Renold. 

Baca juga: Kisah Kortinus: Mantan Juru Parkir yang Jadi Pengusaha Sukses, Setiap Hari Bantu Kaum Papa...

Ia melanjutkan, hasil usaha ternak babi diperuntukkan membiayai adik-adiknya yang sedang kuliah dua orang, gaji karyawan, kredit motor pekerja, dan belanja kebutuhan sehari-hari. 

Ia mengatakan, beternak babi itu sebenarnya tidak ribet dan tidak lama jika memahami pola kerjanya. 

"Kawinnya kan 1 hari pagi dan sore. Untuk buntingya itu 3 bulan, 3 minggu, dan 3 hari. Satu induk minimal menghasilkan 8 anak dan sampai belasan. Kalau di bawah 8 kami rugi. Dalam 2 bulan kami sudah bisa jual dengan harga Rp 1 juta per ekor," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Banjir Bandang di Humbang Hasundutan dan Kerusakan DTA Danau Toba

Banjir Bandang di Humbang Hasundutan dan Kerusakan DTA Danau Toba

Regional
Pemkab Bandung Raih Penghargaan Zona Integritas WBK, Kang DS: Semakin Memotivasi Kami

Pemkab Bandung Raih Penghargaan Zona Integritas WBK, Kang DS: Semakin Memotivasi Kami

Regional
Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Soal Revitalisasi Pasar Anyar, Pengamat: Bukti Keberpihakan Pemerintah pada Pedagang dan Masyarakat

Regional
Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Serahkan Realisasi SHU PT HMBP, Wagub Kalteng Harap Kesejahteraan Masyarakat Meningkat

Regional
Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Demi Hilirisasi Komoditas Kakao, Pemkab Jembrana Bangun Pabrik Cokelat

Regional
Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Lombok Tengah Punya Prevalensi Stunting Tertinggi di NTB, Pemkab Setempat Sasar Calon Pengantin dan PUS

Regional
IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

IPM Jatim di Atas Nasional, Ini Strategi Gubernur Khofifah 

Regional
Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Tuntas Tunaikan Kegiatan APBD 2023, Pemprov Riau Ucapkan Terima Kasih pada Kejati Riau

Regional
Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Kabupaten Bandung Raih 3 Penghargaan Top Digital Awards 2023

Regional
Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Kabupaten Jembrana Boyong 2 Penghargaan dari BPS RI, Bupati Tamba: Hasil Kerja Keras Bersama

Regional
Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Pemkab Tanah Bumbu Luncurkan MC Tanbu, Aplikasi Media Informasi dan Layanan Publik 

Regional
Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Pemkot Semarang Klarifikasi Soal Pengadaan Sepeda Motor untuk Lurah Sebesar Rp 8 Miliar

Regional
Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Tingkat Inflasi Sulsel di Bawah Nasional, Pengamat Ekonomi: Bravo Pemprov Sulsel

Regional
Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Hadiri Milad Ke-111 Muhammadiyah, Gubernur Riau: Bersama Kita Hadapi Tantangan

Regional
Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Pemkot Tangsel Buka Lelang Barang Milik Daerah, Catat Tanggal dan Cara Daftarnya!

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com