Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terkini Kontak Senjata KKB dengan TNI-Polri, 3 Warga Tewas hingga Minta Hentikan Penyisiran

Kompas.com - 18/09/2019, 17:45 WIB
Candra Setia Budi

Editor

KOMPAS.com - Tiga orang warga sipil tewas dan empat warga terluka setelah terjadi kontak senjata antara kelompok kriminal bersenjata (KKB) dengan tim gabungan TNI-Polri di Kampung Olen, Distrik Mabugi, Selasa (17/9/2019) dini hari.

Bupati Puncak Willem Wandik menyayangkan upaya penyisiran yang dilakukan aparat keamanan yang justru menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari pihak sipil, setelah terjadi insiden kontak senjata tersebut.

Willem mengklaim, masyarakat Puncak merasa tidak nyaman dengan penyisiran yang dilakukan oleh aparat.

Ia mengatakan, beberapa anggota KKB yang sebelumnya bermarkas di Distrik Gome, telah berpindah tempat karena lokasi sebelumnya telah disisir oleh aparat.

Sementara itu, Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto mengakui telah terjadi kontak senjata antara aparat gabungan TNI-Polri dengan KSB di Kampung Olen.

Berikut ini fakta selengkapnya:

1. Tiga warga tewas, empat terluka

Ilustrasi tewas.Shutterstock Ilustrasi tewas.

Willem menyebut, akibat kontak senjata antara KKB dengan tim gabungan TNI-Polri yang terjadi di Kampung Olen, Distrik Mabugi, Selasa dini hari, mengakibatkan 3 warga sipil tewas dan 4 lainnya mengalami luka tembak.

"Ada baku tembak di sana dan hasilnya ada 3 orang yang meninggal dan hari ini dibakar, 4 orang kami melalui dinas kesehatan urus bersama TNI-Polri larikan ke Timika untuk pengobatan," ujarnya, saat dihubungi, Rabu (18/9/2019).

Baca juga: Kontak Senjata KKB dengan TNI-Polri, 3 Warga Tewas, 4 Terluka

2. KKB telah berpindah tempat

Bupati Puncak, Willem Wandik.IRSUL PANCA ADITRA Bupati Puncak, Willem Wandik.

Masih dikatakan Willem, beberapa anggota KKB yang sebelumnya bermarkas di Distrik Gome, telah berpindah tempat karena lokasi sebelumnya telah disisir oleh aparat.

Akhirnya, sambung Willem, kelompok-kelompok tersebut melarikan diri ke Kampung Olen.

Namun, ia menyayangkan upaya penyisiran yang dilakukan aparat keamanan justru menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari pihak sipil.

"Saya selalu menyampaikan, mari kita bangun komunikasi, lakukan pendekatan persuasif agar ada komunikasi antara kelompok TPN OPM dengan TNI-Polri, agar mereka menyerahkan diri," ujarnya.

Baca juga: Kontak Senjata Tewaskan 3 Warga, Bupati Puncak Sayangkan Penyisiran Aparat

3. Masyarakat tak nyaman dengan penyisiran

Ilustrasi warga asing di Jepang.Thinkstock Ilustrasi warga asing di Jepang.

Willem mengklaim masyarakat Puncak merasa tidak nyaman dengan penyisiran yang dilakukan oleh aparat.

Karenanya, ia meminta agar langkah-langkah yang diambil aparat keamanan dalam mengatasi keberadaan KKB harus dibuat secara bijak, jangan sampai hal ini dimanfaatkan oleh pihak lain.

"Suasana seperti ini maka kepentingan dari sisi pandang LSM, HAM, akan mengambil keuntungan karena itu kita jaga secara baik sehingga tidak menjadi konflik dan menjadi konsumsi politik," katanya.

Baca juga: Gugur Saat Kontak Senjata di Deiyai Papua, Sertu Anumerta Rikson Tak Dibekali Senjata

4. Minta hentikan penyisiran

Prajurit Korps Marinir TNI AL  berjaga di Pelabuhan Jayapura, Papua, Minggu (1/9/2019). Pengamanan tersebut dilakukan pasca-unjuk rasa warga Papua Kamis (29/8/2019).ANTARA FOTO/ZABUR KARURU Prajurit Korps Marinir TNI AL berjaga di Pelabuhan Jayapura, Papua, Minggu (1/9/2019). Pengamanan tersebut dilakukan pasca-unjuk rasa warga Papua Kamis (29/8/2019).

Adanya korban jiwa akibat kontak senjata antara KKB dengan aparat gabungan TNI-Polri, Willem meminta aparat keamanan untuk menghentikan penyisiran agar psikologi masyarakat bisa berangsur pulih.

"Pendekatan kasih itu jauh lebih bagus dari pada itu (penyisiran). Saya harap, Pak Panglima dan Kapolda harus hadapi secara persuasif, tidak bisa dengan senjata, senjata dihadapi dengan senjata tidak akan pernah menyelesaikan masalah, pasti kedua belah pihak jadi korban, masyarakat korban, pemerintah korban, negara korban," ungkapnya.

Baca juga: Duduk Perkara Kontak Senjata di Deiyai Papua, Libatkan KKB hingga 2 Warga Sipil Tewas

5. Benarkan ada kontak senjata

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko DaryantoKOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto

Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol CPL Eko Daryanto mengakui bila telah terjadi kontak senjata antara aparat gabungan TNI-Polri dengan KSB di Kampung Olen.

Namun, ia belum mau mengonfirmasi prihal jatuhnya korban dari pihak sipil.

"Betul ada kontak senjata, tapi untuk korban kami harus konfirmasi lagi," katanya.

Baca juga: Gugur dalam Kontak Senjata di Papua, Serda Rikson Segera Dievakuasi ke Nabire

Sumber: KOMPAS.com (Dhias Suwandi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com