Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabut Asap Pekat, Alat Uji Kualitas Udara BMKG dan DLH Samarinda Rusak

Kompas.com - 18/09/2019, 16:31 WIB
Zakarias Demon Daton,
David Oliver Purba

Tim Redaksi

SAMARINDA, KOMPAS.com - Alat uji kualitas udara milik milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Station Samarinda, Air Quality Monitoring System (AQMS) rusak.

Begitu juga dengan alat uji udara milik Dinas Lingkungan Hidup Samarinda pun rusak.

Hal itu membuat udara di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, tak bisa diuji kualitasnya. 

Prakirawan BMKG Samarinda Sutrisno mengatakan, rusaknya alat uji udara itu karena direndam banjir Juni lalu. Kini alat tersebut tak berfungsi.

"Rusak sejak Juni lalu, aaat itu pompa terendam jadi belum bisa berfungsi. Belum ada perbaikan," ungkap Sutrisno, di Samarinda, Rabu (18/9/2019).

Baca juga: Kabut Asap Kepung Bandara Samarinda 3 Hari, Jajaran Pegawai Gelar Shalat Istisqa

Fungsi alat ini mengukur kualitas udara dalam beberapa kategori, sehat, tidak sehat atau berbahaya.

Saat ini pihaknya sedang menunggu teknisi dari Jakarta untuk perbaikan alat tersebut.

Jika berfungsi, kata Sutrisno alat itu akan menyedot udara sebagai sampel kemudian masuk ke analiser untuk proses analisis.

Lalu terhubung dengan komputer membaca kandungan udara dan langsung dipublikasi melalui website resmi BMKG pusat tiap saat.

"Kalau buka website BMKG, di situ ada tampilan kualitas udara. Alat ini yang mengukur kualitas udaranya," ungkap dia.

Sejak terpasang 2015 lalu, alat ini sering terkendala karena kurang perawatan (maintenance). Untuk biaya perawataan, pihaknya mengharap dari BMKG pusat.

Sementara, alat uji milik DLH Samarinda yang terpasang di simpang empat Mall Lembuswana Samarinda pun tengah rusak sejak 2018 lalu. Alat itu kini tak berfungsi lagi.

Kasi Pencemaran DLH Samarinda Kisman mengatakan, sejak rusak, alat tersebut belum juga diperbaiki.

Padahal keberadaan alat tersebut sangat penting.

"Kalau sudah usia lebih dari 10 tahunan itu pasti perawatannya pun sulit. Kecuali ada pengadaan barang baru. Kami di bagian pencemaran ingin ada alat ukur. Jadi kami bisa pantau setiap hari," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com