Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bayi 14 Bulan Minum 5 Gelas Kopi Sehari, Tak Mau Makan dan Bermain Sebelum "Ngopi"

Kompas.com - 18/09/2019, 15:06 WIB
Junaedi,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com – Kasus bayi usia 14 bulan minum lima gelas kopi tubruk per hari lantaran orangtuanya tak mampu membeli susu viral di media sosial dan media mainstream beberapa hari ini. 

Warga Dusun Bulung, Desa Tonro Lima, Kecamatan Matakali, Polewali Mandar, Sulawesi Barat, pun terus berdatangan ke rumah kakek nenek bayi tersebut. Demikian juga dengan para dermawan.

Bayi bernama Khadijah Haura ini ternyata sudah kecanduan kopi. Menurut penuturan sang ibu, Anita (15), putri pertamanya tersebut, tak mau makan atau main jika belum minum kopi tubruk buatan ibunya. 

Bahkan ketika Khadijah bangun tidur, dan sang ibu belum menyediakan kopi, ia akan mencari sendiri kopi ke dapur. Khadijah baru bisa tenang jika sudah meminum kopi. 

"Khadijah kerap tampak lesu dan kurang semangat. Ia tak bisa bermain dan makan sebelum menyeruput kopi tubruk," kata Anita, ditemui di rumah orangtuanya. 

Baca juga: Bayi 14 Bulan Diberi 5 Gelas Kopi Sehari, Ini 5 Efeknya Menurut Ahli Gizi

Ia melanjutkan, saat Khadijah terbangun tengah malam, ia sering merengek minta kopi. Demikian juga sebelum tidur, Khadijah ditemani dot berisi kopi. 

Anehnya, meski jadi pencandu kopi, jadwal tidur Khadijah tidak terganggu. Bayi 14 bulan berbobot 10 kg ini memang aktif di siang hari. Namun, pada pukul 21.00 ia akan tertidur. 

 

"Biasa kalau bangun tidak bisa main dan makan kalau belum minum kopi. Begitu sudah minum kopi langsung ceria dan bersemangat,” kata Anita. 

Tak bisa beli susu, kopi jadi alternatif

Khadijah adalah anak pertama pasangan Sarifuddin (17) dan Anita. Kedua orangtua bayi 14 bulan ini masih tinggal menumpang di rumah orangtua di Dusun Bulung, Desa Tonro Lima.

Suami istri ini merupakan buruh kupas kopra dengan penghasilan maksimal Rp 30.000-Rp 40.000 per hari sehingga tidak bisa membeli susu untuk bayinya. 

Meski mengonsumsi kopi tubruk, pertumbuhan fisik bayi Khadijah seperti anak normal lainnya. Khadijah tergolong anak super aktif.

Meski usianya baru 14 bulan, dia sudah mahir berjalan sendiri, hingga aktif bermain bersama teman-teman sebaya. 

Kabid Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Polewali Mandar Mandaria Saleh mengaku khawatir dengan kesehatan Khadijah jika terus mengonsumsi kopi. 

Baca juga: Kisah Lengkap Bayi Hadijah, Minum Kopi Tubruk Sejak Usia 6 Bulan hingga Terima Bantuan Susu dan Biskuit

Menurut dia, ke depan bidan pendamping desa akan terus memantau perkembangan bayi Khadijah. Dengan demikian, bayi 14 bulan itu agar bisa tumbuh sehat dan normal seperti anak-anak lain.

Dia juga berdiskudi dengan pasangan Sarifuddin dan Anita, serta sang mertua, agar menghentikan konsumsi kopi tubruk ke bayi Khadijah. Konsumsi kopi untuk bayi berbahaya bagi perkembangan kesehatannya.

"Kopi tubruk mengandung kefein dan gula tinggi yang bisa berbahaya bagi kesehatan bocah jika terus-menerus disuguhi kopi,” kata Mandaria Saleh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com