Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Bakar Dupa, Areal Candi Gedongsongo Terbakar

Kompas.com - 17/09/2019, 17:35 WIB
Dian Ade Permana,
Khairina

Tim Redaksi

UNGARAN, KOMPAS.com - Kawasan Candi Gedongsongo di Kabupaten Semarang, terbakar pada Selasa (17/9/2019) pagi. Akibat kebakaran ini, lahan seluas 2,5 hektar hangus.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang Heru Subroto mengatakan, luasan lahan yang terbakar masih bisa bertambah karena masih ada titik api yang belum padam.

"Hitungan awal sekitar 2,5 hektar, tapi karena api berada di lahan yang sulit dijangkau, bisa membesar lagi. Saat ini kita mencoba melokalisir api," terangnya.

Baca juga: Puluhan Hektare Lahan Gunung Ile Mandiri Flores Terbakar Api

Heru mengatakan, meski secara umum api hanya membakar lahan kosong, tapi Patung Hanoman terkepung api.

"Kalau untuk candi, dari yang pertama sampai ke sembilan aman. Namun Patung Hanoman terkepung dan terbakar," ungkapnya.

Penyebab kebakaran, dari laporan yang diterimanya, karena ada warga yang membakar dupa.

"Jadi itu warga membakar dupa, tapi ditinggal begitu saja dan tidak dimatikan dulu. Akhirnya kena daun dan ranting hingga api membesar," kata Heru.

Api sulit dipadamkan selain karena lokasinya berada di lembah dan jurang, juga karena tiupan angin yang kencang.

"Kondisi ini sangat menyulitkan. Apalagi gerakan pemadaman juga dilakukan secara manual. Kalau untuk penggunaan helikopter, kita masih akan melakukan koordinasi lintas sektor lebih dulu," tegas Heru.

Baca juga: Ratusan Rumah dan Kios Terbakar di Asmat Papua, 3 Orang Alami Luka Bakar

Dia pun mengimbau kepada masyarakat agar tidak sembarangan menyalakan api karena saat ini kemarau berkepanjangan.

"Lebih baik padamkan api sebelum bepergian, buang puntung rokok juga berhati-hati. Kalau sudah kebakaran begini, semua rugi dan bisa merusak cagar budaya dan alam," papar Heru.

Terpisah, Aris Muji Wibowo, Kepala Bidang Pemadam Kebakaran dan Perlindungan Masyarakat (Damkar dan Linmas) Satpol PP Kabupaten Semarang, mengatakan api pertama kali diketahui sekira pukul 07.15 dan oleh warga langsung dilaporkan ke petugas Perhutani.

"Karena tidak mungkin memadamkan dengan mobil damkar, maka dilakukan dengan cara manual. Fokusnya adalah agar api tidak meluas," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com