Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Terus Cari Keadilan atas Kematian Zaenal usai Berkelahi dengan Polisi

Kompas.com - 17/09/2019, 09:01 WIB
Idham Khalid,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Puluhan Warga Dusun Tunjang Selatan, Desa Paokmotong, Lombok Timur, mendatangi kantor Biro Konsultasi Bantuan Hukum (BKBH) Fakultas Hukum Universitas Mataram, Senin (16/2019)

Kedatangan puluhan orang ini bukan untuk berdemo melainkan meminta kepastian bantuan hukum kepada BKBH Fakultas Hukum Unram terkait kematian Zaenal Abidin di kanto Polres Lombok Timur.

"Kedatangan kami ke sini untuk memastikan dan memantapkan bahwa kami atas nama masyarakat Dusun Tunjang Selatan, Desa Paokmotong, menyerahkan penanganan kasus dugaan penganiayaan atas saudara Zaenal oleh oknum lantas," ungkap Haji Safrudin, salah satu perwakilan masyarakat.

Baca juga: Zaenal Tewas Berkelahi dengan Polisi, Kasusnya Diminta Ditangani Transparan

Safrudin bersama masyarakat meminta agar tersangka dugaan penganiayaan terhadap Zaenal segera terungkap.

"Kami mengharapkan, tersangka dugaan penganiayaan ini segera terungkap oleh kepolisian, karena kami percaya aparat bisa berbuat adil terhadap masyarakat," ungkap Safrudain.

Sementara itu perwakilan BKBH Fakultas Hukum Unram Yan Mangandar menyambut baik kedatangan warga Paokmotong yang telah jauh-jauh dari Lombok Timur mendatangi Fakultas Hukum untuk memberikan kepercayaan untuk penanganan kasus dugaan penganiayaan Zaenal hingga meninggal dunia.

"Kami sangat apresiasi kedatangan bapak-bapak yang telah jauh-jauh dari Lombok Timur, telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk memenangi kasus Zaenal," ungkap Yan.

Kepada warga, Yan meminta dukungan dan kepercayaan sepenuhnya untuk menangani kasus ini samapai tuntas. Pihaknya akan berjuang sekuat tenaga mencari keadilan bagi Zaenal.

Sebelumnya, Kapolda NTB Irjen Pol Nana Sudjana menyebutkan akan menindak tegas oknum polisi jika terbukti melakukan penganiayaan dan mengakibatkan Zaenal Abidin meninggal.

“Kalau anggota kami salah, apalagi sampai melakukan mengakibatkan korban meninggal dunia akan kami tindak tegas ya,” ungkap Nana dalam jumpa pers, Senin (9/9/2019).

Nana menyebutkan bahwa pihaknya sedang mendalami dugaan kasus yang mengakibatkan Zaenal meninggal oleh oknum Satlantas Plores Lombok Timur.

"Memang saat ini kami sedang melakukan pendalaman terhadap kasus ini, anggota Plolres yang bersangkutan telah diamankan,” ungkap Nana.

 

Baca juga: Tewas Usai Serang Polisi karena Tilang, Zaenal Disebut Alami Gangguan Jiwa, Ini Kata Sang Ayah

 

Lanjut Nana, ditegaskan kembali pihak kepolisian telah membentu tim investigasi untuk menangani kasus tersebut.

“Saya memposisikan yang benar ya benar, akan kami tindaklanjuti proses penanganan kasus tersebut,” tegas Nana.

Zaenal meninggal kantor Polres Lombok Timur setelah berkelahi dengan anggota polantas.

Zaenal merangsek ke mapolres Lombok Timur karena marah dirinya ditilang. Zaenal kemudian dikabarkan berkelahi dengan polantas.

Korban kemudian dibawa ke rumah sakit dan meninggal.

Ayah Zaenal, Sahabudin, menyebutkan, ia mengetahui anaknya masuk rumah sakit melalui informasi yang disampaikan pihak polisi.

“Awalnya, ibunya yang pergi dulu, saya akan pergi selesai shalat Jumat, karena saya mengira anak saya sakit biasa,” ungkap Sahabudin, saat ditemui di rumahnya, Minggu (8/9/2019).

Alangkah terkejutnya Sahabudin saat melihat anaknya di rumah sakit dengan kondisi babak belur, dengan luka di wajah, belakang leher dan bagian kaki.

“Dalam hati saya menyebutkan, lebih baik saya lihat Zaenal masuk penjara 10 tahun, daripada dipukul dan mati,” tutur Sahab.

Baca juga: Kasus Tewasnya Zaenal, BKBH Unram Duga Ada Kesalahan SOP Kepolisian

 

Ia tidak sanggup membayangkan bagaimana rupa anaknya itu saat dipukuli.

"Tidak bisa saya bayangkan bagaimana rupa anak saya itu jika saat dipukul. Dipenjara saja 10 tahun tidak apa-apa," ungkap Sahab, sambil menghela napas panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com